Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan "Tempo" Temui Presiden Jokowi untuk Bicarakan Kebebasan Pers

Kompas.com - 05/03/2015, 17:16 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo menerima kedatangan pendiri dan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Goenawan Mohamad dan Arief Zulkifli. Pimpinan Tempo menemui Jokowi untuk membicarakan beberapa hal, di antaranya mengenai ancaman kriminalisasi terhadap pers.

Arief menjelaskan, ia menyampaikan kepada Jokowi mengenai kriminalisasi terhadap pers yang menimpa wartawan dari beberapa media massa, di antaranya majalah Tempo, Tribunnews, Warta Kota, dan Tribun Lampung.

"Saya kira menarik, Pak Jokowi memberikan perhatian penuh pada kondisi pers kita. Tidak hanya Tempo, tapi untuk semua," kata Arief, seusai bertemu Jokowi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Arief melanjutkan, dia menyampaikan adanya ancaman pada kebebasan pers secara umum. Ia juga menyampaikan masalah yang menimpa wartawan dari sejumlah media yang terancam dipidana karena pemberitaan yang dimuat. (Baca: Wartawan "Tribun Lampung" Disekap dan Diancam Tembak oleh Polisi)

"Pak Jokowi concern sekali, tetapi beliau menyampaikan bahwa polisi selalu kesulitan karena kasus-kasus ini dilaporkan dan harus diterima dengan baik. Pak Jokowi ingin tahu siapa yang melaporkan," ucapnya.

Menurut Arief, Jokowi mendukung kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Tanpa pers, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik.

"Pak Jokowi percaya bahwa kebebasan pers itu diperlukan," ungkapnya. (Baca: Badrodin: Jika Terbukti, Wartawan "Tempo" Bisa Jadi Tersangka)

Inisiatif pribadi

Sementara itu, Goenawan mengaku meminta waktu untuk bertemu Jokowi atas inisiatif pribadi. Selain membicarakan mengenai ancaman pada kebebasan pers, Goenawan mengaku membicarakan perhelatan Frankfurt Book Festival.

Sebagai Ketua Organizing Committee untuk Indonesia, Goenawan ingin mengundang Jokowi hadir dalam festival tersebut. Ia juga berharap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan BJ Habibie dapat hadir dalam festival yang rencananya digelar Oktober 2015 tersebut.

"Di acara itu, Indonesia jadi tamu kehormatan. Selain soal buku, pasti akan ditanya juga masalah hukuman mati dan kebebasan pers di Indonesia," ungkap Goenawan.

Dalam pemberitaan Tempo pada edisi 19 Januari 2015, media tersebut memberitakan terkait rekening tak wajar yang diduga dimiliki Budi. Di halaman depan majalah tersebut, terdapat gambar Budi tampak belakang. Di sampingnya, terdapat tulisan, "Bukan Sembarang Rekening Gendut".

Saat ini, Komisi Hukum Dewan Pers tengah mempelajari laporan dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait pemberitaan majalah Tempo mengenai rekening tidak wajar yang diduga dimiliki Komjen Budi Gunawan. Penyidik Bareskrim Polri akan meminta keterangan Dewan Pers sebagai saksi ahli. Dalam laporannya, Bareskrim Polri mengadukan beberapa dugaan pidana yang dilakukan oleh Tempo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com