Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kongres KNPI Diwarnai Adu Jotos Peserta dengan Pimpinan Sidang

Kompas.com - 27/02/2015, 02:47 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com- Kongres XIV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, pada Kamis malam diwarnai adu otot oleh peserta kepada pimpinan sidang sementara.

Ahmad Nawik, pimpinan presidium sidang sementara pada Kongres XIV KNPI kepada wartawan di Kota Jayapura, mengaku dipukul oleh salah satu peserta dari Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang hadir ketika dirinya sedang membahas pemilihan pimpinan sidang.

"Saya tidak lihat, tahu-tahu ada yang pukul saya dari belakang. Saya tidak kenal, saya tidak lihat, kalau tidak salah dia dari OKP yang statusnya masih undangan, kemudian banding, diputus oleh peserta kongres," katanya.

Ahmad mengaku tidak tahu apa penyebabnya sehingga salah satu peserta OKP yang hadiri kongres itu melakukan pemukulan kepada dirinya.

"Bagi saya itu penganiayaan dan saya berharap aparat penegak hukum memproses pelakunya karena ini bukan kasus delik aduan, tetapi terjadi di depan umum, saat saya di meja sidang," katanya.

Ia mengaku dipukul beberapa kali dari arah belakang kemudian mengenai mulut dan sebagian kepala. "Saya juga sempat membalas memukul karena ingin bela diri. Walau pun demikian saya harap aparat hukum proses ini. Saya tidak lihat persis siapa yang memukul," kata Ahmad Nawik yang mengaku dari OKP Persaudaraan Nusantara.

Secara terpisah salah satu peserta kongres dari DPD KNPI Provinsi Banten, Ody L Hasan mengaku bahwa pemukulan itu dilakukan oleh peserta dari OKP Garda API.

"Peserta itu ngotot bahwa ingin disahkan oleh pimpinan sidang sebagai peserta, alasannya pada kongres sebelumnya sudah menjadi peninjau dan oleh pimpinan sidang sudah disahkan," katanya.

"Tetapi, tiba-tiba terjadi pemukulan kepada pimpinan sidang. Dan peserta lainnya sempat melerai dan memukul juga. Sekarang ini pelaku sudah diamankan oleh aparat berwajib tapi namanya kurang tahu," tambahnya.

Ada kepentingan tertentu

Ody menduga ada kepentingan tertentu yang sedang diupayakan oleh kelompok yang kurang bertanggungjawab agar Kongres XIV KNPI di Papua alami 'deadlock' dan dipindah ke Jakarta.

"Karena saat yang bersamaan, di Jakarta juga ada kongres tandingan dari acara yang sama," kata Ody mengaku menjabat sebagai Wakil Sekretaris dari DPD KNPI Provinsi Banten.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Kongres XIV KNPI di Kota Jayapura, Papua, Yunus Wonda mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan hal yang biasa, dinamika dalam berorganisasi.

"Namun kami harapkan ini jadi pelajaran dan pengalaman agar tidak terulang lagi dalam sidang-sidang selanjutnya. Ini jadi semacam 'shock therapy' bagi lainnya," katanya.

Untuk itu, Yunus mengimbau agar peserta KNPI yang hadir dalam kongres tersebut dapat bersikap santun dan elegan untuk memilih pemimpin organisasi yang bisa menyatukan semua wadah OKP yang ada di tanah air.

"Masalah ini tentunya, jika saya dipanggil oleh aparat berwajib akan saya penuhi. Intinya pelakunya telah diamankan sementara. Harapannya kongres ini bisa berjalan aman dan lancar karena panitia telah menyiapkan semua akomodasi," katanya.

Yunus menambahkan agar para peserta kongres yang hadir bisa menghargai dan menghormati, Papua sebagai tuan rumah Kongres XIV KNPI.

"Baru pertama terjadi dalam sejarah, bahwa tuan rumah Papua menyiapkan semua akomodasi bagi para peserta. Jadi tolong, jangan ada hal-hal yang tidak berkenan dalam kongres ini, siapapun yang akan terpilih kita harus menghormatinya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reformasi Birokrasi dan Konsep Resiprokal

Reformasi Birokrasi dan Konsep Resiprokal

Nasional
Bamsoet Klaim Ada Aspirasi Publik yang Ingin UUD 1945 Diamendemen Lagi

Bamsoet Klaim Ada Aspirasi Publik yang Ingin UUD 1945 Diamendemen Lagi

Nasional
Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Setelah Surya Paloh, Pimpinan MPR Akan Sambangi Amien Rais dan Cak Imin

Nasional
Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Temui Surya Paloh, Pimpinan MPR Sebut Demokrasi Indonesia Tersesat di Pola Transaksional

Nasional
Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Klaim Jadi Korban Salah Tangkap, Komisi III Tak Bisa Intervensi Kasus Vina Cirebon

Nasional
UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

UU Kesejahteraan Ibu dan Anak Disahkan, Suami Bisa Cuti 5 Hari Dampingi Persalinan

Nasional
RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

RUU KIA Disahkan, Ibu Bekerja Berhak Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan

Nasional
Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Jokowi Resmikan Dimulainya Pembangunan Universitas Gunadarma di IKN

Nasional
Bobby Siap Adu Gagasan dengan Ahok di Pilkada Sumut

Bobby Siap Adu Gagasan dengan Ahok di Pilkada Sumut

Nasional
PSI Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim 2024

PSI Resmi Usung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Bobby Sebut Grup Keluarga Jokowi Belum Bahas Kaesang Maju Pilkada

Nasional
Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Pihak Pegi Ngadu ke DPR, Minta Kapolri Dipanggil soal Kasus Vina Cirebon

Nasional
DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

DPR Sahkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak Jadi UU

Nasional
Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Soal Maju Pilkada Jakarta, Kaesang: Tunggu Kejutannya di Bulan Agustus

Nasional
Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

Pimpin Rakernas XVII Apeksi, Walkot Surabaya Satukan Sistem Aplikasi Kota Seluruh Indonesia

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com