Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Didesak Berantas Mafia Penempatan TKI yang Di-"backup" Instansi Pemerintah

Kompas.com - 03/02/2015, 14:52 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Migrant Care Anis Hidayah mendesak Presiden Joko Widodo untuk memberantas mafia penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang selama ini melakukan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri. Anis menduga praktik mafia penempatan TKI melibatkan instansi pemerintah.

"Mengenai mafia penempatan TKI, dugaannya melibatkan instansi terkait," ujar Anis dalam sebuah diskusi mengenai agenda politik Jokowi-JK bagi perempuan, di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/2/2015).

Menurut Anis, kebijakan pemerintah dalam menetapkan biaya penempatan dinilai terlalu tinggi dan tidak wajar. Akibatnya, calon-calon tenaga kerja lebih memilih berangkat ke negara tujuan dengan perusahaan penempatan yang ilegal.

Anis mengatakan, kebijakan soal biaya penempatan tidak pernah mendapat pengawasan dari pemerintah. Menurut dia, hal itu semakin menguatkan dugaan adanya keterlibatan oknum dari instansi pemerintah. Setidaknya, sebut Anis, lembaga terkait yang berhubungan dengan masalah TKI misalnya Kementerian Tenaga Kerja serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI).

"Mafia-mafia tersebut mendapat back up dari instansi pemerintah dan penegak hukum sebagai pemberi kewenangan," kata Anis.

Sebagai sebuah solusi, Anis mengatakan, perlu ada ketegasan dari Jokowi, termasuk untuk mengusulkan rancangan undang-undang yang mengawasi instansi terkait dan memberantas mafia penempatan TKI. Menurut Anis, perlu ada kekuatan hukum untuk menjamin para calon tenaga kerja agar mendapatkan prosedur administrasi yang legal saat bekerja di luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com