Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"100 Hari Jokowi-JK, Revolusi Mental Sudah Terasa..."

Kompas.com - 28/01/2015, 08:57 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari Universitas Gadjah Mada Arie Sudjito menilai, secara umum Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah cukup baik menjalankan pemerintahan dalam 100 hari masa kerjanya. Jokowi-Kalla dianggap telah menjalankan revolusi mental melalui beberapa menteri-menterinya.

"Revolusi mental sudah terasa ya. Kita lihat pada awal-awal pemerintahan Jokowi melalui gebrakan beberapa menteri-menterinya," ujar Arie, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/1/2015).

Arie mengatakan, beberapa menteri Jokowi, di antaranya Menteri Kelautan dan Perikanan Susu Pujiastuti, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, sudah menunjukkan semangat revolusi mental dengan melakukan sejumlah gebrakan. Gebrakan itu, kata dia, seperti blusukan, melakukan reformasi birokrasi, efisiensi anggaran, dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan perizinan-perizinan yang layak mendapatkan apresiasi.

Menurut Arie, waktu 100 hari tidak bisa dijadikan ukuran berhasil atau tidaknya Jokowi-JK memerintah. Namun, dalam waktu 100 hari, kata dia, setidaknya sudah terlihat pondasi yang ingin dibangun oleh Jokowi-Kalla.

"Kalau untuk ukuran 100 hari kan baru memasang instalasi. Tetapi sinyal positif sudah ada, termasuk revolusi mental. Tapi untuk perubahan sistemik tidak bisa diukur sekarang," kata Arie.

Arie menambahkan, meski beberapa menteri dianggap telah menjalankan revolusi mental, namun da pula menteri yang perlu mendapatkan evaluasi. Terutama menteri-menteri yang memicu kontroversi di masyarakat.

"Itu harus diakui ada beberapa menteri yang harus di evaluasi. Itu harus dievaluasi biar tidak kontraproduktif dengan kebijakan Jokowi. Pemerintahan Jokowi itu presidensial. Menteri harus loyal kepada presiden. Kalau loyal pada partai, itu bahaya," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com