Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini "Dosa" Anak Buah Santoso dan Daeng Koro di Poso

Kompas.com - 24/01/2015, 13:33 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Enam anak buah pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso dan Daeng Koro ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Sulawesi Tengah. Keenam tersangka diduga terlibat dalam kegiatan kelompok teror itu di Poso. Mereka itu yakni Ahmad Wahyono alias Yono Adem alias Yono Adim (28), Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo (33), sepasang suami istri Hasan dan Rosmawati, Amirudin alias Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa, dan Imran alias Legenda.

Menurut Kasubdit Jantanras Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan, enam tersangka ini sudah diterbangkan Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (24/1/2015) pukul 09.00, dan tiba terminal I Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, pukul 10.00. Mereka dibawa ke Mako Brimob Polri.

Lantas apa "dosa-dosa" para tersangka sehingga dibekuk Densus 88?

Berikut aktivitas para tersangka di Poso,
1. Ahmad Wahyono alias Yono Adem alias Yono Adim (28)
Warga Kecamatan Lage, Kabupaten Poso itu ditangkap pada hari Rabu tanggal 10 desember 2014, sekitar jam 06.19 wita di perempatan Jalan Kalimantan dan Jalan P. Seram di Poso. Keterlibatan tersangka:
- Yono adim mengetahui bom Polres Poso di bikin dirumahnya.
- Yang bersangkutan juga sebagai "bendahara" dan penyuplai logistik kelompok santoso yang ada di gunung.

2. Farid Ma'ruf alias Farid Tinombo
Pedagang kelahiran Toli-Toli 23 Oktober 1982 itu ditangkap pada hari Kamis, 11 Desember 2014 pukul 06.20 WITA di Jalan Trans Sulawesi Tinombo Kabupaten Parigi Moutong, menuju Pasar Siavu.
Keterlibatan:
- Bersama Yono Adem ikut pelatihan militer atau tadrib yang diselenggarakan kelompok MIT pimpinan Santoso
- Menerima hasil pencurian sepeda motor dalam Rangka Fa'i dari Kalman, Yono Adim.
- Pernah bersembunyi di Pondok Daeng Koro
- Ikut meracik bom atau dauroh,  bersama Yono Adim, Ato, dan Kholid yang mengajar almarhum Arif (bom cair).
- Farid Tinombo sebagai penerus bendahara kelompok Santoso
- Melempar bom kepada anggota pada saat penangkapan Ustad Yasin dan Kholid di Kanyamanya, Poso.

3. Hasan dan Rosmawati
Suami istri ini ditangkap di depan SMP 4 Poso pada hari Sabtu, 10 Januari 2015 pukul 14.15 WITA.
Keterlibatan tersangka:
- Membantu pengurusan dan pemberian dana untuk kelompok MIT
- Rosmawati bertugas menampung dan mengelola dana yang dikirim untuk kegiatan kelompok Santoso dan menyiapkan serta mengantar logistik kelompok MIT.
- Mengetahui keberadaan para DPO Poso.

4. Amirudin alias Aco Tabalu alias Aco Gula Merah alias Bunga Desa
Pria yang tinggal di Tabalu, depan Kantor Lurah Tabalu, Kecamatan Mapane, Kabupaten Poso itu ditangkap pada hari Minggu, 11 Januari 2015 pukul 12.23 WITA. Ia ditangkap di depan Rumah Sakit Poso.
Keterlibatan tersangka:
- Sebagai kurir dan pendukung logistik kelompok MIT
- Mengetahui persembunyian DPO teroris
- Ikut pelatihan militer bersama kelompok MIT

5. Imran alias Legenda
Ia ditangkap pada hari Senin, 12 Januari 2015 pukul 07.00 WITA di rumahnya di Desa Tabalu, Kecamatan Mapane, Poso.
Keterlibatan tersangka:
- Berperan sebagai kurir aktif Santoso
- Menyembunyikan DPO Santoso dan menyediakan tempat untuk tinggal kelompok Santoso - Memfasilitasi pertemuan antara Santoso dengan istrinya serta Basri dengan istrinya di pondok kebunnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com