Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Widjojanto: Silakan Lacak "Track Record" Saya

Kompas.com - 23/01/2015, 14:30 WIB
Achmad Subechi

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto telah ditangkap dan kemudian ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Mabes Polri. Bambang disangka terlibat dalam memberikan keterangan palsu dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Seperti disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie, awalnya kepolisian mendapatkan laporan masyarat pada 15 Januari 2015. Ia tidak menyebut identitas pelapor.

Laporan yang diterima adalah Bambang dituduh menyuruh para saksi untuk memberikan keterangan palsu dalam sidang sengketa pilkada di Kotawaringin Barat 2010.

Isu tersebut dilempar ketika Bambang masuk dalam bursa pencalonan Ketua KPK. Sekitar Oktober 2011, dalam wawancara khusus dengan TV One, Bambang sudah menjelaskan persoalan yang membelitnya. Berikut penuturannya:

Dalam sejarah track record saya, saya bukan orang yang suka merekayasa apalagi fakta dan kasus. Kedua, dalam kasus seperti ini ada 68 saksi. Kalau satu orang mengatakan seperti itu, dua atau tiga orang... Sementara hampir 95-97 persen dia tetap meyakini apa yang dia kemukakan, apa yang salah dalam proses itu? Kita harus berpihak kepada kebenaran yang mana?

Ketiga, kasus ini sudah hampir dua tahun yang lalu dan baru muncul terakhir ini dan di tikungan. Ada kesan, ini sengaja secara sistematik dilakukan oleh seseorang untuk menjegal saya.

Apa tugas dari seorang lawyer? Tugasnya adalah mendampingi. Kenapa didampingi? seratus persen saksi-saksi itu belum pernah ke MK. Maka tugas seorang lawyer memberitahukan. Oh... MK prosesnya seperti ini, MK agak beda dengan peradilan yang lebih efisien untuk menjelaskan.

Jadi semua itu diperlukan untuk melindungi kepentingan saksi-saksi, supaya kebenaran-kebenaran yang ingin dicari bisa dilihat.

Soal tuduhan simulasi kepada saksi? Ketika mereka mau diperiksa maka tugas dari lawyer adalah memberitahukan kepada mereka. Hei... nanti kalau diperiksa tuduhannya seperti ini, maka dengar baik-baik pertanyaan dari penyidik. Jawab pertanyaan itu dengan baik dan jangan berputar-putar supaya prosesnya lebih jelas. Kalau tidak tahu silakan tanya.

Saya akan cek, lawyer mana di Indonesia yang paling senior sekalipun yang tidak melakukan tugas pendampingan saksi untuk mendampingi dan memberitahukan prosesnya seperti ini?

Kalau ada orang yang mengatakan saya merekayasa itu adalah sesuatu yang tidak betul. Pendampingan itu beda dengan saya meminta orang ini melakukan kebohonan. Saya bukan tipe orang yang menyuruh orang lain melakukan kebohongan dan itu bisa dilacak dalam track record saya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com