Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Terduga Teroris Poso Masih Jalani Pemeriksaan di Mabes Polri

Kompas.com - 11/01/2015, 12:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Ronny Sompie mengatakan, saat ini empat terduga teroris yang ditangkap tim Detasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) masih menjalani pemeriksaan intensif di Mabes Polri. Keempat orang yang diketahui sebagai anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso itu disergap Densus di sejumlah tempat di Poso, Sulawesi Tengah.

"Untuk memudahkan pemeriksaan, mereka sudah dibawa ke Mabes Polri. Sementara masih dilakukan pemeriksaan," ujar Ronny melalui pesan singkat, Minggu (11/1/2015).

Ronny mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk melengkapi hasil pengungkapan dan penangkapan mereka. Kemudian, lanjut dia, berkas perkara tersebut akan diserahkan ke jaksa penuntut umum untuk segera diadili.

"Tujuannya adalah pencegahan terjadinya kasus teror sekaligus melaksanakan quick wins untuk deradikalisasi pelaku teror yang telah tertangkap melalui pembinaan di lembaga pemasyarakatan setelah diputus dalam sidang pengadilan," kata Ronny.

Dalam penangkapan yang dilakukan tim Densus 88 beserta anggota Polda Sulawesi Tengah pada Sabtu (10/1/2015), seorang pelaku teroris bernama Ilham Syafii tewas akibat tertembak karena berusaha bersembunyi di kawasan perkebunan dan mencoba melawan polisi dengan melepaskan tembakan.

Ilham memiliki peran sebagai pendukung pendanaan teror bagi kelompok MIT. Ia juga terlibat dalam pelatihan militer bersama kelompok Santoso dan Daeng Koro. Selain itu, tim juga menangkap Ipul alias Saiful Jambi karena diduga terlibat dalam kasus Tadrib 2010 di daerah Topoyo, Sulawesi Barat. Ia diketahui bersama-sama membuat bom dengan Oca, tersangka yang lebih dulu ditangkap.

Pelaku ketiga, yaitu Rustam alias Ape, memiliki keterlibatan dalam membantu mengurus pembelian logistik bagi kelompok MIT. Ia juga membantu pengurusan keuangan dan pemberi dana dalam operasi di Tuturuga, Morowali, serta membantu pelarian DPO teroris.

Sementara dua pelaku lainnya adalah pasangan suami istri, Hasan dan Ros, dianggap terlibat dalam penerimaan dan pengiriman dana kepada kelompok Santoso dan mendukung logistik kelompok tersebut. Dari pasangan tersebut, tim Densus 88 menemukan barang bukti berupa uang tunai berjumlah Rp 23 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com