Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Cepat, KRI Banda Aceh Kembali Menuju Titik Jatuhnya Pesawat AirAsia

Kompas.com - 05/01/2015, 21:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh kembali ke lokasi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8510 di Selat Karimata, perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (5/1/2015) malam. Dengan demikian, KRI Banda Aceh kembali siap untuk melanjutkan pencarian terhadap korban dan bangkai pesawat.

Sebelumnya, KRI Banda Aceh bersandar di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah untuk mengisi bahan bakar minyak dan logistik seperti bahan makanan serta air tawar. Kapal produksi PT PAL Persero ini merapat ke pelabuhan pada Senin pagi sekitar pukul 10.00 WIB dan baru selesai sekitar pukul 20.30 WIB.

"Jam 21.00 WIB kita bertolak lagi ke operasi. Karena situasi yang menuntut kecepatan," kata Wakil Komandan KRI Banda Aceh, Mayor Laut (P) Priyo Dwi Saputro saat apel kelengkapan, Senin malam.

KRI Banda Aceh diperkirakan sampai ke lokasi pada Selasa pagi atau menjelang siang hari, tergantung dengan besarnya gelombang. Jika cuaca mendukung, sebanyak 37 penyelam yang masih ada di kapal ini akan diterjunkan membantu 20 penyelam lain yang sebelumnya dioper ke KRI Hasanuddin dan Kapal MGS Geo Survey.

KRI Banda Aceh memulai perjalanannya untuk mencari pesawat AirAsia sejak Minggu (28/12/2014) lalu. Kapal ini diandalkan sebagai kapal pengangkatan jenazah dan serpihan, karena memiliki Helikopter Skuadron Udara milik TNI Angkatan Laut. Semua jenazah yang ditemukan oleh kapal pencari, dibawa ke KRI Banda Aceh untuk kemudian diterbangkan ke Pangkalan Bun. Sejauh ini, sudah ada 12 jenazah yang sudah diangkat dari perairan oleh kapal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com