Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutup Mukernas PPP, Djan Faridz Kritik Presiden Jokowi

Kompas.com - 12/12/2014, 22:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz mengkritik kebijakan Presiden Joko Widodo tentang penenggelaman kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal. Kritik itu disampaikan Djan Faridz saat berpidato dan menutup Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (12/12/2014).

"Soal kebijakan menenggelamkan kapal, kita mesti cermati. Kita pertanyakan, apakah ini patut?" kata Djan Faridz.

Ia memberikan pidato penutupan mukernas dalam waktu yang relatif singkat. Dalam pidatonya, tak ada substansi yang menyinggung mengenai situasi politik nasional terkini, termasuk kepastian PPP di dalam Koalisi Merah Putih (KMP).

Terkait kebijakan Jokowi menenggelamkan kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal, Djan Faridz menilai langkah itu tidak terlalu tepat. Terlebih lagi, banyak nelayan Indonesia yang ia sebut juga menyeberang secara ilegal di perbatasan negara lain untuk keperluan menangkap ikan.

"Artinya, (penenggelaman kapal) itu juga akan terjadi pada nelayan Indonesia yang melewati batas perairan negara lain," ujarnya.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal DPP PPP Dimyati Natakusuma mendukung pernyataan Djan Faridz. Menurut Dimyati, kebijakan menenggelamkan kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal menabrak aturan yang berlaku.

Dimyati menjelaskan, kapal yang masuk ke perairan Indonesia secara ilegal memang salah, tetapi solusinya bukan dengan langsung ditenggelamkan. Sebab, di dalam kapal itu ada awak dan barang bukti yang harus dilindungi sesuai undang-undang.

"Penenggelaman kapal, memusnahkan barang sitaan harus berdasarkan undang-undang. Sudah ketentuannya begitu, jangan main kekuasaan, jangan tabrak aturan," ucap Dimyati.

Dalam mukernas, PPP menyatakan tetap berada di KMP dan mendukung Perppu Pilkada. Mukernas ini digelar mulai 10-12 Desember 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com