Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Jokowi Ditagih, Pemerintah Diminta Susun RUU Perlindungan Umat Beragama

Kompas.com - 21/11/2014, 14:18 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintah diminta membentuk rancangan undang-undang yang mengatur perlindungan umat beragama untuk menyelesaikan masalah kebebasan beragama. Diharapkan, undang-undang tersebut dapat melindungi hak-hak kelompok minoritas yang sering mendapat perlakuan diskriminatif.

"Akan lebih baik kalau Kementerian Agama membuat RUU perlindungan umat beragama. Konteksnya lebih jelas dibanding undang-undang kerukunan umat beragama," ujar Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos, seusai konferensi pers bersama Amnesty International, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (21/11/2014).

Menurut Tigor, jumlah penyerangan terhadap kelompok minoritas justru lebih banyak terjadi setelah era reformasi, terutama ketika 10 tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam data yang diperoleh Setara Institute, pada tahun 2007, terjadi sekitar 97 kasus penyerangan pada kelompok minoritas. Jumlah itu meningkat pada tahun 2012, di mana terjadi lebih dari 300 kasus penyerangan.

Tigor menyebutkan, ada empat bentuk diskriminasi yang banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pertama, isu penolakan pendirian rumah ibadah menjadi semakin tinggi. Alasan yang paling sering digunakan sebagai penolakan adalah adanya penyebaran ajaran agama tertentu.

Kedua, kata dia, adanya tekanan pada kelompok agama minoritas yang dituduh sebagai aliran sesat. Kemudian, terjadi diskriminasi terhadap kelompok agama kepercayaan atau yang disebut agama lokal. Para pemeluk agama tersebut dilarang untuk membangun rumah ibadah.

Keempat, para kelompok intoleran berusaha mempersulit kelompok minoritas saat harus melakukan proses administrasi. Misalnya, terkait administrasi pendidikan, pengurusan akte lahir, dan pengesahan perkawinan.

Dengan pembentukan rancangan undang-undang baru, sebut Tigor, diharapkan pemerintah dapat menunjukan keseriusan menangani masalah kebebasan beragama. Menurut Tigor, isu kesetaraan yang pernah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo sebaiknya benar-benar direalisasikan pada pemerintahan yang baru terbentuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com