Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Bantah Keraguan Publik soal Jaksa Agung Prasetyo

Kompas.com - 20/11/2014, 18:28 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo telah menunjuk politikus Partai Nasional Demokrat, HM Prasetyo, sebagai Jaksa Agung baru menggantikan Basrief Arief. Namun, sejumlah kalangan meragukan Prasetyo dapat bekerja maksimal dalam menegakkan supremasi hukum lantaran dirinya berasal dari partai politik.

"Mungkin publik melihat ada kemunduran karena beliau berasal dari parpol. Akan tetapi, saya yakin bahwa beliau akan bertugas secara independen dalam memimpin Kejaksaan Agung," kata Bendahara Fraksi Nasdem Ahmad Sahroni kepada Kompas.com, Kamis (20/11/2014).

Menurut Sahroni, ada pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan agar Prasetyo terpilih sebagai Jaksa Agung. Karena itu, mereka mengaitkan profesionalisme yang dimiliki Prasetyo dengan latar belakangnya yang notabene merupakan politisi Partai Nasdem itu.

Padahal, ia menegaskan, Prasetyo akan fokus pada penegakan hukum. Hal itu dibuktikan dengan telah mundurnya Prasetyo sebagai Ketua DPP Nasdem. Sementara itu, untuk posisi anggota DPR, menurut dia, Prasetyo dalam waktu dekat akan segera melayangkan surat ke Setjen DPR.

"Orang ini kan mendadak dipanggil Pak Jokowi untuk menjadi Jaksa Agung. Karena ini sifatnya spontan, tidak terencana, tentu segera akan layangkan surat ke DPR," katanya.

Lebih jauh, ia memastikan bahwa sejumlah kasus hukum yang kini tengah ditangani Kejaksaan Agung tidak akan berhenti, termasuk pula kasus dugaan tindak pidana korupsi pada proyek pengadaan bus transjakarta yang menyeret nama mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono. Bahkan, sejumlah kalangan menyebutkan, Jokowi diduga turut terlibat dalam kasus itu ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Kasus itu sudah berjalan di kejaksaan sebelumnya. Kalau dalam proses penyidikan memang terbukti Pak Jokowi menyalahi aturan, tentu sudah diungkapkan oleh Jaksa Agung sebelumnya," ucapnya. "Pasti dibuka. Kalau Jokowi salah pasti disalahkan, benar pasti dibenarkan. Tidak mungkin yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan," kata Sahroni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com