Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pertanyaan, Pengungsi Afganistan Bisa Pindah Kota di Indonesia Naik Pesawat

Kompas.com - 07/11/2014, 03:15 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Pengungsi Afganistan membludak masuk ke Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam dua hari belakangan ini. Hingga Kamis (6/11/2014), setidaknya sudah ada 40 pengungsi menyerahkan diri ke Kantor Imigrasi Balikpapan.

Pemeriksaan oleh petugas imigrasi mendapati para pengungsi ini masuk Balikpapan dari Jakarta, dengan menumpang pesawat. “Kami periksa dan mendapat pengakuan seperti itu,” kata Kepala Kantor Imigrasi Sukadar, Kamis.

Pengungsi Afganistan merupakan pencari suaka di bawah perlindungan dan pengawasan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk urusan pengungsi, dibuktikan dengan dokumen UNHCR Asylum Seeker Certificate yang diterbitkan UNHCR.

Para pengungsi Afganisan ini berada di Indonesia sembari menanti penempatan ke negara yang sedia menampung. “Biasanya ke Australia,” kata Sukadar. Dalam UNHCR Asylum Seeker Certificate tertulis pengungsi tidak bisa menggunakan angkutan dan moda umum untuk berpindah lokasi kecuali berada dalam pengawasan keimigrasian Indonesia.

Pada April 2014, pemerintah melalui surat edaran Direktorat Jenderal Imigrasi pada lima maskapai penerbangan, Garuda Indonesia, Lion Air, Air Asia, Sriwijaya Air, dan Merpati Indonesia, juga menegaskan imbauan kepada para maskapai untuk tidak membiarkan pengungsi menumpang pesawat.

Sukadar mengatakan, seharusnya tidak terjadi lagi penumpang tanpa identitas lengkap bisa menumpang pesawat. Hal ini demi menghindari hal-hal yang tidak inginkan, di antaranya pembajakan. Karenanya Sukadar mengaku heran masih saja terjadi pengungsi yang bisa berpindah dengan menggunakan pesawat.

“Seharusnya tidak bisa, kecuali dengan pengawalan (kantor imigrasi). Pesawat dan angkutan apapun memiliki aturan ketat, seperti paspor dan dokumen lain. Tetapi kenapa bisa. Paspor saja tidak ada mereka ini,” kata Sukadar.

Sementara itu, salah seorang pengungsi bernama Naimatllulah mengungkapkan, dia datang bersama delapan orang sesama warga Afganistan. Mereka tiba dengan menumpang pesawat dari maskapai penerbangan resmi Indonesia. Tidak diketahui bagaimana kesembilan orang ini bisa menumpang pesawat.

“(Dari) Kabul, ke India, ke Kuala Lumpur Malaysia. Naik boat (perahu bermotor) dari Malaysia ke Indonesia. (Ke Balikpapan) menggunakan pesawat,” kata Naimatllulah dalam bahasa Inggris seadanya. Naimatllulah mengaku meninggalkan Afganistan lantaran konflik berkepanjangan di negaranya.

Pengungsi asal Afganistan menjadi salah satu pengungsi yang mendadak banyak ditemukan di Balikpapan belakangan ini. Sejak September 2014, para pengungsi ini sudah masuk ke Balikpapan. Jumlahnya kini lebih dari 100 orang.

Sekitar 88 pengungsi lebih dulu menempati Rumah Detensi Imigrasi di Kecamatan Lamaru Balikpapan. Kini lebih dari 40 pengungsi tiba di Balikpapan. Mereka masih dalam pendataan untuk penempatan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com