Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut Penembakan di Rumah Amien agar Tak Muncul Spekulasi

Kompas.com - 06/11/2014, 20:36 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi diminta segera mengungkap kasus penembakan di rumah Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais di Yogyakarta, Kamis (6/11/2014) dini hari. Ini diperlukan agar tidak timbul spekulasi atas kejadian tersebut.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menilai insiden tersebut telah mencederai semangat demokrasi. "Jelas ini adalah sebuah teror dengan kekerasan yang tidak bertanggung jawab yang mencederai nilai-nilai Pancasila dan semangat demokrasi," kata Zulkifli sebagaimana dikutip Antara, Kamis.

Zulkifli meminta aparat kepolisian segera menuntaskan kasus ini. Ia juga meminta agar siapa pun tidak mudah terpancing oleh kejadian itu.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Maarif Institute  Fajar Riza Ul Haq mengatakan bahwa kasus ini harus segera diungkap agar tidak menimbulkan spekulasi liar di kalangan masyarakat. "Kesan politisnya sulit dihindari, namun masyarakat tidak perlu panik," kata dia seperti dikutip Tribunnews, Kamis malam.

Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Adian Napitupulu, berpendapat tindak kekerasan tersebut tidak layak dilakukan di negara hukum Indonesia.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Sutarman menyatakan, polisi belum dapat memastikan apakah penembakan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut merupakan aksi teror.

"Kami tunggu dulu hasil penyelidikan di lapangan baru disimpulkan," ujarnya di sela pameran foto Pemilu Presiden 2014 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Rumah Amien di Yogyakarta menjadi sasaran peluru dari orang tak dikenal, Kamis kira-kira pukul 02.00. Saat itu Amien tengah tidur di rumahnya. Tembakan pelaku mengenai mobil Toyota Harrier warna hitam yang diparkir di halaman rumah Amien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com