Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi-JK Diminta Ambil Sikap soal Video WNA Usir Warga di Pulau Cubadak

Kompas.com - 24/10/2014, 14:39 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla diminta segera mengambil sikap terkait beredarnya video yang menunjukkan warga negara asing mengusir warga Indonesia di Pulau Cubadak, Sumatera Barat. Hal itu perlu agar kemarahan publik tidak meluas.

"Isi video dokumenter berjudul 'Onde Mandeh' yang diunggah Watchdoc Documentary di YouTube perlu disikapi oleh pemerintahan Jokowi-JK dengan tegas," kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana melalui keterangan tertulis, Jumat (24/10/2014).

Ia mengatakan, Jokowi-JK harus meminta otoritas yang berwenang, baik di pusat maupun daerah, melakukan penyelidikan untuk memastikan fakta dalam video tersebut. Gubernur dan aparat di Sumatera Barat, kata dia, harus segera bersikap mengingat pulau tersebut berada dalam kewenangannya.

"Bila hasil investigasi menyatakan benar, pemerintah harus bertindak tegas dan keras karena pengelola berkewarganegaraan asing melakukan diskriminasi atas dasar dari mana asal orang, apakah asing atau lokal," ujar Hikmahanto.

Menurut dia, pengelola resor layaknya pengelola hotel dan hanya dapat melakukan tindakan atas dasar orang yang mampu membayar harga masuk atau tidak. Mereka tidak boleh mendiskriminasi warga lokal karena warna kulit, terlebih karena kewarganegaraannya adalah  WNI. "Sementara di tempat-tempat umum di suatu pulau milik Indonesia tidak boleh dilakukan diskriminasi," kata dia.

Ia berpendapat bahwa alasan wisatawan asing butuh privasi tidak dapat dijadikan dasar bagi pengelola resor untuk melarang warga Indonesia menginjakkan kaki di tanah milik Indonesia. Menurut dia, penyelidikan perlu dilakukan agar tidak ada kemarahan publik atas tersebarnya video tersebut. "Publik bisa marah dan terusik rasa ke-Indonesia-annya karena apa yang dipertontonkan merupakan cerminan penjajahan masa lampau di masa Indonesia telah merdeka," ujar Hikmahanto.

Video warga negara asing itu sempat menghebohkan masyarakat di Sumatera Barat. Dalam video itu, tampak beberapa WNA di Pulau Cubadak di kawasan Pulau Mandeh, Sumatera Barat, tengah mengusir masyarakat yang hendak mendatangi pulau tersebut. (Baca: Beredar Video Warga Asing Usir Masyarakat di Pulau Cubadak).

Tampak pula pengelola kawasan Pulau Cubadak mengusir fotografer dan videografer yang ingin mengabadikan keindahan pulau yang dianggap "Raja Ampat"-nya wilayah barat Indonesia tersebut. Video berdurasi 21 menit 37 detik itu dimuat di YouTube oleh akun Watchdoc Documentary Maker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Ada Erick Thohir pada Pertemuan Prabowo dan Ketum Parpol KIM, Begini Penjelasan Airlangga

Nasional
Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Psikolog Forensik: Laporan Visum Sebut Vina dan Eky Mati Tak Wajar, Tak Disebut Korban Pembunuhan

Nasional
Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Bamsoet Janji Bakal Hadir pada Sidang Lanjutan MKD soal Isu Amendemen

Nasional
Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Calon Penumpang Pesawat Diminta Datang 3 Jam Lebih Awal ke Bandara Imbas Sistem Imigrasi Alami Gangguan

Nasional
KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

KY Sebut Tak Terdampak Ganguan PDN

Nasional
Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Prabowo Kumpulkan Ketum Parpol KIM Plus Erick Thohir di Kemenhan, Bahas Apa?

Nasional
Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Polri Hormati Langkah Pihak Pegi Setiawan Ajukan Praperadilan

Nasional
Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Prabowo Mangkir Panggilan PTUN soal Gugatan Bintang 4, Pilih Hadiri Penyematan Bintang Bhayangkara Utama Polri

Nasional
Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Respons Gerindra dan PAN Saat Golkar Sebut Elektabilitas Ridwan Kamil di Jakarta Menurun

Nasional
Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Gerindra Tak Paksakan Ridwan Kamil Maju di Pilkada Jakarta

Nasional
Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Rangkaian Puncak Haji Berakhir, 295 Jemaah Dibadalkan

Nasional
Gerindra: Memang Anies Sudah 'Fix' Maju di Jakarta? Enggak Juga

Gerindra: Memang Anies Sudah "Fix" Maju di Jakarta? Enggak Juga

Nasional
Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Alasan Polri Beri Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Utama ke Prabowo: Berjasa Besar

Nasional
Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Kuota Tambahan Haji Reguler Dialihkan ke Haji Plus, Gus Muhaimin: Mencederai Rasa Keadilan

Nasional
Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan 'Vina Cirebon'

Polri Klaim Penyidik Tak Asal-asalan Tetapkan Pegi Setiawan Jadi Tersangka Pembunuhan "Vina Cirebon"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com