Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu BNPB, Komite II DPD Bahas Kabut Asap

Kompas.com - 17/10/2014, 11:29 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI bertemu dengan perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk membahas masalah kabut asap yang terjadi beberapa daerah di Indonesia.

Dalam pertemuan itu, masing-masing perwakilan daerah mengeluhkan lambannya penanggulangan bencana oleh pemerintah pusat.

"Pertemuan ini untuk mencari penyelesaian masalah tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan. Tujuannya untuk kami tindak lanjuti," Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, saat memimpin pertemuan di ruang rapat DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah senator dari daerah yang terkena dampak kabut asap, seperti Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Riau, Bengkulu dan Provinsi Jambi.

"Kabut asap sudah sangat parah. Jarak pandang di Banjarmasin hanya berjarak 20 meter. Gubernur sudah menyebutkan ada kekecewaan lambannya penanggulangan oleh pemerintah pusat," ujar Habib Bahsyim Banoa, senator Kalimantan Barat.

Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, BNPB akan memaksimalkan penanggulangan bencana kabut asap dengan dua bentuk penanganan, yaitu operasi darat dan udara.

"Ketika sudah terjadi eskalasi besar, BNPB akan segera turun tangan dalam penanganan bencana," kata Dody.

Dody menjelaskan, operasi udara dapat dilakukan untuk melakukan modifikasi cuaca dengan mengerahkan helikopter water bombing, serta membuat hujan buatan.

Guna menanggulangi bencana kabut asap, kata Dody, BNPB akan berkordinasi dengan pemerintah pusat, khususnya tiga kementerian yang ikut berperan dalam penanganan masalah kabut asap. Tiga kementerian tersebut adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, dan Kementerian Lingkungan Hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com