Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Mayoritas Publik Dukung SBY Keluarkan Perppu Pilkada Langsung

Kompas.com - 02/10/2014, 14:52 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendukung rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang tentang pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung.

"Hasil survei kami menunjukkan bahwa mayoritas publik mendukung SBY untuk menjadi penyelamat untuk mengubah Undang-Undang Pilkada yang telah disahkan DPR," ujar peneliti LSI, Fitri Hari, dalam konferensi pers di Kantor LSI, Kamis (2/10/2014).

Quickpoll melalui telepon itu dilakukan pada 29 September-1 Oktober 2014 dengan melibatkan1.200 responden. Penelitian tersebut menggunakan metode random sampling.

Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 75,20 persen responden setuju dengan pembuatan perppu tersebut, 19,40 persen responden menyatakan tidak setuju, dan 5,40 persen tidak menjawab.

Berdasarkan jenis kelamin, yang setuju atas perppu tersebut terdiri dari 76,71 persen responden laki-laki dan 73,81 persen responden perempuan. Yang tidak setuju ada 20,86 persen laki-laki dan 18,05 persen perempuan.

Masyarakat perkotaan mayoritas juga mendukung perppu, diwakili oleh 76,75 persen responden. Hanya 18,38 persen yang tidak setuju. Adapun di pedesaan, 69,68 persen responden menyatakan setuju, sedangkan 23,04 persen tidak setuju.

Dukungan terhadap perppu juga ditunjukkan oleh mayoritas responden dari semua kalangan status ekonomi. Sebanyak 72,24 persen responden dengan tingkat kemampuan ekonomi menengah ke bawah setuju dengan perppu. Demikian pula dengan 78,43 persen responden kelas menengah dan 79,17 persen responden dari golongan ekonomi menengah ke atas.

Yang tidak setuju atas perppu itu meliputi 22, 91 persen dari kalangan kelas ekonomi menengah ke bawah, 16,51 persen kelas menengah, dan 14,38 persen kalangan ekonomi atas.

Responden tamatan SLTP ke bawah juga mayoritas setuju perppu, yakni 73,67 persen responden, dan 26,03 persen tidak setuju. Sebanyak 78,56 persen lulusan SLTA ke bawah setuju perppu dan hanya 17,20 persen yang menolak. Adapun untuk tamatan D-3, S-1, dan di atasnya, sebanyak 80,02 persen setuju perppu dan 11,35 persen tidak setuju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com