Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Pilkada Langsung, Gerakan Artis Pro-Rakyat Bakal "Duduki" DPR

Kompas.com - 24/09/2014, 14:21 WIB
Febrian

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Gerakan artis pro-rakyat mendeklarasikan dukungannya terhadap Pilkada langsung. Gerakan yang dipelopori beberapa artis senior ini mengajak semua kalangan artis agar ikut membela hak rakyat untuk tetap bisa memilih siapa calon pemimpinnya.

"Kita artis-artis, walaupun tidak semua hadir di sini, satukan hati bahwa Pilkada harus dipilih rakyat. Hak rakyat jangan sampai dirampas," kata Koordonator Gerakan Artis Pro-Rakyat Sis NS saat jumpa pers di Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2014), menyikapi rencana pengesahan RUU Pilkada.

Hadir dalam deklarasi ini beberapa artis senior seperti Titiek Puspa, Roy Marten, Sis NS dan beberapa artis muda. Hadir pula Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Isran Noor.

Gerakan artis pro-rakyat ini akan mendatangi gedung DPR saat pengambilan keputusan saat sidang paripurna RUU Pilkada di DPR, Kamis (25/9).

Sis NS mengatakan, pihaknya akan memuntut anggota DPR untuk tidak mengesahkan RUU Pilkada dengan mekanisme Pilkada lewat DPRD. Opsi itu dianggap tidak mewakili suara hati rakyat.

"Mereka (Anggota DPR) hanya wakil, wakil harus nurut kepada rakyat. Makanya nanti gedung itu akan kami duduki," ucap Sis.

Gerakan ini juga mengapresiasi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mendukung pemilihan kepala daerah tetap secara langsung. Menurut Sis, hal ini merupakan sikap negarawan SBY yang akan dikenang oleh rakyat karena telah mempertahankan hak rakyat di masa akhir kepemimpinannya.

Hingga saat ini, koalisi Merah Putih yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, PAN, dan PKS masih mendorong Pilkada lewat DPRD. Sementara koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, yakni PDI Perjuangan, PKB, dan Partai Hanura ditambah Partai Demokrat memilih Pilkada langsung.

Jika tidak terjadi musyawarah mufakat dalam pembahasan di DPR bersama pemerintah, pengambilan keputusan dilakukan melalui voting. (baca: Jelang Pengesahan, Ini Hal yang Masih Diperdebatkan di RUU Pilkada)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com