Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Bertandang ke "Kandang Banteng"

Kompas.com - 20/09/2014, 16:29 WIB


KOMPAS.com - Dihadiri lebih dari 1.500 pengurus DPP, DPD, dan DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di seluruh Indonesia, Rakernas IV PDI-P di Gedung Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, membuat Jawa Tengah memerah. Jawa Tengah dipilih karena menjadi daerah dengan kontribusi terbesar untuk kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Julukan ”kandang banteng” untuk Jawa Tengah diteguhkan dengan kemenangan dan rakernas ini.

Di tengah massa PDI-P itu, hadir petinggi partai politik pendukung Jokowi-JK, yaitu Ketua Umum (Ketum) Nasdem Surya Paloh, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Hanura Wiranto, dan Ketum PKPI Sutiyoso. Tepuk tangan meriah diberikan peserta rakernas saat nama-nama itu disebut Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam pidato politik.

Selain itu, yang juga menyita perhatian adalah munculnya pimpinan dari dua parpol Koalisi Merah Putih. Mereka adalah Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo, Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Edy, serta Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP Emron Pangkapi. Sambutan tidak kalah meriah diberikan peserta saat Megawati menyebutkan nama mereka.

Kehadiran para pemimpin partai dari Koalisi Merah Putih itu memang tidak seketika. Proses komunikasi politik untuk bergabung dengan PDI-P sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan, sebelum pilpres, mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz pernah berkunjung ke kediaman Megawati untuk menjajaki koalisi dengan PDI-P.

Hal itu pun diakui Emron. Menurut Emron, kehadirannya di Rakernas PDI-P tidak terlepas dari komunikasi politik selama ini. ”Komunikasi politik dengan PDI-P terbangun sejak lama dan selalu kita pelihara sampai hari ini,” katanya.

Kehadirannya dalam Rakernas IV PDI-P, lanjut Emron, adalah untuk mempererat persaudaraan dan silaturahim antara PDI-P dan partai-partai yang ada dalam rakernas itu, yaitu Partai Nasdem, PKB, Hanura, dan PKPI.

Peran Puan

Ketua DPP PDI-P Rokhmin Dahuri mengungkapkan, dalam dua minggu terakhir, Ketua DPP Puan Maharani menjalin komunikasi politik dengan petinggi PAN dan PPP. Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI-P Pramono Anung mengungkapkan, politik itu dinamis. Memang, ada pembicaraan yang berlangsung tertutup dan informal dan mudah-mudahan kehadiran PAN dan PPP ini merupakan pertanda baik bagi pemerintahan ke depan. Pemerintahan kuat dan baik apabila didukung parlemen yang baik.

Dradjad juga mengakui, komunikasi tetap dilakukan dengan teman-teman PDI-P. Bahkan, di komisi-komisi pun, komunikasi politik tetap dilakukan. Ia hanya tersenyum ketika ditanya apakah PDI-P telah menjalin komunikasi politik dengan petinggi PAN, seperti Ketua Umum PAN Hatta Rajasa.

Kehadiran pimpinan dari kedua parpol dari Koalisi Merah Putih tersebut memang menjadi sinyal positif bagi kerja sama politik setelah Pilpres 2014. Sinyal positif ini, jika mewujud, akan membuat pemerintahan lebih kuat. Dalam pidato politiknya, Megawati menyatakan, pemerintahan Jokowi-JK membuka tangan lebar-lebar untuk semua pihak yang berkehendak baik.

”PPP ingin kerja sama dengan seluruh parpol dalam rangka kebaikan bangsa dan negara, baik di dalam (Koalisi) Merah Putih maupun di luar (Koalisi) Merah Putih,” kata Emron.

Menurut Emron, kebijakan pemerintahan Jokowi yang prorakyat tentu akan didukung PPP. Kalau kebijakan Jokowi-JK jauh dari kepentingan rakyat dan umat Islam, PPP tentu akan mengoreksi. Dradjad juga mengungkapkan hal yang sama.

”Kita ingin menjadi koalisi yang konstruktif, dalam arti, kebijakan pemerintah yang bagus kita dukung. Kebijakan yang kurang bagus kita kritisi,” tutur Dradjad sambil. Ia juga mengatakan, PAN masih tetap berada di Koalisi Merah Putih. Politik memang liat. (Ferry Santoso/Wahyu Haryo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com