Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pertemuan Jokowi dan SBY, Tradisi yang Perlu Dikembangkan"

Kompas.com - 28/08/2014, 10:13 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Dwipayana, menilai, pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) merupakan tradisi baru yang berguna. Tradisi itu dinilai perlu dilembagakan supaya komunikasi antara pemerintahan lama dengan pemerintahan baru bisa terjalin secara baik.

"Perlu untuk memperlancar komunikasi antar-elite. Tradisi ini perlu dikembangkan untuk meniatkan proses pemerintahan," ujar Arie saat dihubungi, Kamis (28/8/2014).

Ia menuturkan, proses politik yang bagus berdampak pada keberhasilan proses transisi dari pemerintahan yang lama ke pemerintahan baru. Menurut Arie, tradisi ini perlu dilembagakan dengan cara pemerintah menyepakati mekanisme atau rencana peralihan kekuasaan melalui transisi.

"Supaya proses pengelolaan terencana dengan baik, ada kerja sama antara pemerintah lama dan yang baru, serta ada komunikasi politik," ucap Arie.

Ia menjelaskan, hal tersebut diperlukan karena pada periode-periode sebelumnya peralihan pemerintah berlangsung dengan tiba-tiba dan tidak terencana. Komunikasi yang buruk antara elite pemerintahan lama dengan yang baru mengganggu jalannya proses politik dalam menjalankan program-program penting.

Jokowi yang akan dilantik sebagai presiden ke-7 pada 20 Oktober mendatang akhirnya dapat berbicara empat mata dengan SBY selama 1 jam 50 menit. Mereka bertemu sejak pukul 21.00 hingga pukul 22.50 di sebuah spa and resort di Nusa Dua, Bali.

Dalam keterangan pers seusai pertemuan, Presiden menyatakan, pembicaraan yang dilakukan bersama Jokowi meliputi berbagai agenda kenegaraan dan pemerintahan, terutama agenda pada akhir tahun 2014 dan awal 2015.

Keduanya sepakat agar pembicaraan ditindaklanjuti secara lebih teknis antara Tim Transisi Jokowi-JK dan jajaran pemerintahan sekarang.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com