JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa rencana bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat dalam koalisi pihaknya sudah menemui titik terang.
"Titik terang," ujar Jokowi di Kantor Balaikota, Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Namun, Jokowi tidak mau menjawab lebih jauh ketika ditanya soal rencana koalisi itu. Ia juga tak menjawab saat ditanya apakah hubungan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono turut menjadi bahan pertimbangan koalisi.
"Masih dalam proses," ujar Jokowi.
Wacana penambahan koalisi pertama kali diungkapkan Jokowi. "Saya ngomong apa adanya, ya. Kemungkinan PAN dan Demokrat (bergabung)," ujar Jokowi. (baca: Jokowi: Demokrat dan PAN Kemungkinan Merapat)
Kubu Jokowi-JK merasa perlu mendapat tambahan dukungan parpol agar menjadi mayoritas di parlemen. Pasangan Jokowi-JK didukung oleh empat parpol, yakni PDI Perjuangan (109 kursi DPR), Partai Nasdem (35 kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (47 kursi DPR), dan Partai Hanura (16 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 207 kursi DPR.
Adapun pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh lima parpol yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra (73 kursi DPR), Partai Golkar (91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (49 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (40 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 292 kursi DPR.
Adapun Partai Demokrat memperoleh 61 kursi DPR. Peta koalisi diyakini berbagai pihak akan berubah setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan gugatan hasil pilpres yang diajukan Prabowo-Hatta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.