Saksi: Sebut Nama Anas, Denda Rp 1 Miliar

Bahkan, menurut Rosa, para pegawai Permai Group dikenakan denda Rp 1 miliar jika menyebut nama Anas.

"Kita pernah dibilang sama Pak Nazar, jangan sebut nama Anas di luar. Sebut nama Pak Anas, denda Rp 1 miliar. Kita pernah tanda tangan suratnya," terang Rosa saat bersaksi dalam sidang Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (14/8/2014).

Rosa menjelaskan, Nazar yang juga mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu pernah mengatakan bahwa Permai Group mendapat proyek di kementerian berkat Anas. Anas disebut dapat membantu menggiring proyek di DPR. Saat itu, Anas merupakan ketua fraksi Partai Demokrat.

"Secara keseluruhan di kantor kita sudah jadi rahasia umum kalau di belakang Pak Nazar ada Anas," terang Rosa.

Anas didakwa menerima hadiah atau janji terkait proyek Hambalang dan proyek lain. Menurut Jaksa, mulanya Anas berkeinginan menjadi calon presiden RI sehingga berupaya mengumpulkan dana.

Untuk mewujudkan keinginannya itu, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya dan mengumpulkan dana. Dalam upaya mengumpulkan dana, menurut Jaksa, Anas dan Nazar bergabung dalam perusaaan Permai Group.

Dalam dakwaan, Anas disebut telah mengeluarkan dana senilai Rp 116, 525 miliar dan 5,261 juta dollar Amerika Serikat untuk keperluan pencalonannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Uang itu berasal dari penerimaan Anas terkait pengurusan proyek Hambalang di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), proyek di perguruan tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), dan proyek lain yang dibiayai APBN yang didapat dari Permai Group.