JAKARTA, KOMPAS.com — Penunjukan Rini M Soemarno sebagai Ketua Tim Transisi Jokowi-JK menjadi sorotan mengingat kedekatannya selama ini dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri.
Namun, bukan berarti pemilihan Rini adalah perintah Megawati kepada Jokowi sebagai upaya untuk mendikte. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Eva Kusuma Sundari membantah Megawati mengobok-obok tugas Jokowi dengan memasukkan Rini Mariani Soemarno ke dalam tim transisi.
Anggota Relawan Jokowi-JK itu mengatakan, Megawati sangat memercayai Jokowi. Penunjukan Rini pun atas inisiatif Jokowi. Sebelumnya, Jokowi telah mengungkapkan alasannya menunjuk Rini.
"Bu Mega hanya merestui Rini bertugas di tim itu, tetapi semuanya full Pak Jokowi," kata Eva, Rabu (6/8/2014).
Eva mengaku telah mendengar adanya sejumlah pihak yang curiga dengan keputusan Jokowi menunjuk Rini.
"Bagaimana Bu Mega mau merecoki Jokowi, Bu Mega saja sedang di Amerika Serikat," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Eva menjelaskan, Rini sudah terlibat bekerja sama dengan Jokowi semenjak Pilkada DKI saat Jokowi maju bersama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Rini memang tidak terlihat bersama Jokowi saat itu. Namun, Eva mengatakan, Rini bekerja di belakang layar.
"Rini itu lingkaran Bu Mega lama di Teuku Umar. Dia sejak pilkada terlibat, tapi enggak kayak yang lain yang terlihat di publik. Dia terlibat di dalam dan omongannya banyak didengar," kata Eva.
Eva memuji kinerja Rini. Menurut dia, Rini mengerti persoalan teknis serta kebijakan. Apalagi di antara tim transisi, hanya Rini yang sudah pernah merasakan duduk di birokrasi. Rini juga punya pengalaman di industri saat menjabat Direktur Utama Astra.(Baca: Ini Sosok Rini Soemarno...)
"Dia kombinasi antara pengetahuan dan pengalaman, ada di Mbak Rini. Pertimbangannya kompetensi dan profesionalitas," ujarnya.
Mengenai kurangnya peran partai pengusung dalam tim transisi, Eva membantahnya. Ia mengungkapkan tim transisi bekerja untuk urusan teknis.
"Kalau mengenai politik, Jokowi-JK akan berdiskusi dengan partai koalisi," kata Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.