JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga swadaya masyarakat pemantau pemilu, Kemitraan (Partnership for Governance Reform in Indonesia), menilai Komisi Pemilihan Umum melakukan inovasi selama proses rekapitulasi nasional. Mereka pun menilai inovasi tersebut membuat Pemilu Presiden 2014 menjadi pemilu yang jauh lebih transparan daripada pemilu-pemilu sebelumnya.
"KPU telah menghasilkan inovasi. Inovasi artinya melakukan sesuatu yang bukan karena perintah undang-undang," kata spesialis pemilu Kemitraan, Wahidah Suaib, saat diskusi di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Senin (4/8/2014).
Mantan Komisioner Badan Pengawas Pemilu tersebut mengatakan, inovasi yang dilakukan KPU adalah mengizinkan dan merekam hasil rekapitulasi suara di setiap tempat pemungutan suara (TPS). Dia menilai KPU pimpinan Husni Kamil Manik itu menyediakan data C1 secara terbuka sehingga mudah diakses masyarakat.
"Dulu C1 sulit didapatkan. Sekarang tersaji secara mudah di website KPU," ucap Wahidah.
Inovasi tersebut, kata dia, membuat proses rekapitulasi suara bisa diketahui dan dikontrol masyarakat. Dengan demikian, masyarakat memiliki sumber informasi yang kredibel karena proses yang transparan.
Selain itu, Wahidah menilai proses tersebut mendorong proses keterlibatan masyarakat sehingga lebih demokratis dengan hadirnya situs-situs yang dikelola publik. Dia juga mengatakan, KPU juga lebih efisien karena tidak lagi perlu menyediakan teknologi informasi seperti Pemilu 2009.
"Ini perlu mendapatkan pujian karena prinsip transparansi yang jauh lebih baik dari pemilu-pemilu sebelumnya," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.