JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Pramono Anung, mengapresiasi pengawalan penghitungan hasil pemilu presiden, baik oleh relawan, kader, maupun masyarakat secara umum. Namun, Pramono meminta semua pihak untuk menunggu pengumuman resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014.
"Saat ini semua orang menunggu hasil KPU secara resmi. Tapi, yang penting kalau menang jangan 'mabuk', yang kalah jangan merendahkan," kata Pramono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Pramono mengatakan, rakyat telah memberikan pilihannya secara damai pada 9 Juli lalu. Artinya, rakyat secara umum sudah bisa berdemokrasi. Jika terjadi kekacauan nantinya, menurut dia, hal itu merupakan tanggung jawab elite partai politik.
"Rakyat sangat siap berdemokrasi. Mereka yang beda pandangan saja bisa foto selfie bareng sambil menunjukkan pilihannya. Kalau ada yang bilang akan chaos, berarti mereka yang tidak siap berdemokrasi," kata politisi senior PDI Perjuangan itu.
Jika pasangan Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang, lanjut dia, kemenangan tersebut adalah milik rakyat, terutama relawan, yang telah memberikan perhatian besar pada pengawalan suara.
"Jika Prabowo-Hatta yang menang, ya itulah demokrasi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.