Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jika Kalah, Prabowo Akan Ditinggalkan Partai Pendukungnya

Kompas.com - 17/07/2014, 10:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, menilai, Koalisi Merah Putih terancam keropos dan ditinggalkan partai politik pendukungnya. Semua akan tampak saat pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa gagal memenangi Pemilu Presiden 2014.

Kristiadi memprediksi, sebagian partai dalam Koalisi Merah Putih bakal mengalihkan dukungan kepada Joko Widodo-Jusuf Kalla jika hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan pasangan nomor urut dua tersebut sebagai pemenang. Pasalnya, Koalisi Merah Putih ia anggap bukan berdasarkan ideologi, melainkan sebatas pragmatisme.

"Dapat dipastikan bakal ke sana (Jokowi-JK)," kata Kristiadi saat dihubungi pada Kamis (17/7/2014).

Partai pertama yang dianggap Kristiadi bakal loncat ke Jokowi-JK adalah Golkar. Indikasinya sangat kental, yakni ketika tokoh Golkar dari lintas generasi mengkritik keputusan Aburizal Bakrie mendukung Prabowo-Hatta dan membangun koalisi permanen.

Kritik itu juga melebar sampai pada desakan digelarnya musyawarah nasional untuk mengakhiri kepemimpinan Aburizal di Partai Golkar. Dari sejumlah tokoh senior Golkar yang mengkritik Aburizal, kata Kristiadi, beberapa di antaranya memiliki pendukung yang kuat.

Misalnya, kritikan dari Fahmi Idris dan Ginandjar Kartasasmita yang disebut sangat dekat dengan Jusuf Kalla. (Baca: Golkar Terpuruk, Tokoh Lintas Generasi Desak Munas Digelar Tahun Ini)

Partai selanjutnya adalah Demokrat. Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini dinilai Kristiadi berpeluang besar mengalihkan dukungan pada Jokowi-JK.

"Demokrat sudah kelihatan dari awal, partai ini pragmatis, dan canggung saat memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta," ucap Kristiadi.

Di luar kedua partai tersebut, Kristiadi juga yakin bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak akan bertahan dalam Koalisi Merah Putih, khususnya jika Prabowo-Hatta kalah dalam Pilpres 2014.

Figur berpengaruh di internal partai itu, yakni mantan Ketua Umum PPP, Hamzah Haz, dan Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa merupakan pihak yang diyakini Kristiadi mampu memengaruhi keputusan PPP untuk berbalik mendukung Jokowi-JK.

Hamzah Haz dan Suharso adalah perwakilan PPP saat menjajaki peluang berkoalisi dengan PDI-P sebelum hasil Pileg 2014 diketahui. Namun, koalisi itu kandas karena Ketua Umum PPP Suryadharma Ali membawa partainya ke poros Gerindra, yang mengusung Prabowo-Hatta.

"PPP pasti dukung Jokowi-JK kalau menang, pasti itu, bacaannya sudah terasa," ucapnya.

Baca juga:

Kata Tifatul, Koalisi Prabowo seperti Janji Orang Berpacaran

Yusril Sulit Percaya Koalisi Merah Putih Bakal Permanen

Ikrar: Niat Koalisi Merah Putih Jahat untuk Menjegal Pemerintahan Jokowi-JK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

KPK Sita 13 Lahan Milik Terpidana Korupsi Pengadaan Helikopter AW-101

Nasional
Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Baleg Bantah Kebut Revisi UU Kementerian Negara hingga UU TNI untuk Kepentingan Pemerintahan Prabowo

Nasional
Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Gerindra Siapkan Keponakan Prabowo Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Demokrat Beri 3 Catatan ke Pemerintah Terkait Program Tapera

Nasional
PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

PKB Keluarkan Rekomendasi Nama Bakal Calon Gubernur pada Akhir Juli

Nasional
PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

PDI-P Hadapi Masa Sulit Dianggap Momen Puan dan Prananda Asah Diri buat Regenerasi

Nasional
Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Risma Minta Lansia Penerima Bantuan Renovasi Rumah Tak Ditagih Biaya Listrik

Nasional
Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Tak Bisa Selamanya Bergantung ke Megawati, PDI-P Mesti Mulai Proses Regenerasi

Nasional
Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Fraksi PDI-P Bakal Komunikasi dengan Fraksi Lain untuk Tolak Revisi UU MK

Nasional
Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Jaksa KPK Hadirkan Sahroni dan Indira Chunda Thita dalam Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Ketua MPR Setuju Kementerian PUPR Dipisah di Kabinet Prabowo

Nasional
Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Baznas Tegas Tolak Donasi Terkoneksi Israel, Dukung Boikot Global

Nasional
Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Kejagung Tegaskan Tak Ada Peningkatan Pengamanan Pasca Kasus Penguntitan Jampidsus

Nasional
Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan 'Single Persecution' dalam Kasus Korupsi

Ahli Sebut Jaksa Agung Bukan "Single Persecution" dalam Kasus Korupsi

Nasional
Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Sang Cucu Pernah Beri Pedangdut Nayunda 500 Dollar AS, Sumber Uang dari SYL-Indira Chunda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com