Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bima Arya Prihatin Masyarakat Terbelah Dua karena Survei

Kompas.com - 14/07/2014, 15:32 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Politikus Partai Amanat Nasional Bima Arya menilai lembaga-lembaga survei yang ada sekarang ini cenderung tidak lagi independen. Kendati demikian, menurut Bima, tidak ada salahnya jika lembaga-lembaga survei tersebut memihak asalkan mereka melakukan survei atau quick count sesuai dengan metodologi yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Sekarang saya lihat semua lembaga survei itu sudah tidak independen, hampir semua memihak. Tidak ada yang salah selama bisa mempertanggungjawabkan secara metodologi," kata Bima di Jakarta, Senin (14/7/2014).

Bima yang menjadi komisaris di lembaga survei Charta Politika tersebut menilai perlunya asosiasi lembaga survei untuk menerapkan sanksi tegas kepada lembaga-lembaga yang dianggap melanggar kode etik. Mengenai perbedaan hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga survei terkait pemilihan presiden 2014, Bima mengaku prihatin karena masyarakat seolah terbelah dua. Bima pun meminta masyarakat bersabar menunggu hasil perhitungan suara resmi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Selain itu, lanjut Bima, masyarakat sedianya bisa menilai lembaga survei mana yang kredibel dan mana yang tidak kredibel melalui rekam jejaknya selama ini. "Saya tidak usah sebut satu persatu lembaganya, tapi silakan warga bisa melihat rekam jejaknya ke belakang, dan bisa menjatuhkan pilihannya, mana yang bisa dipercaya," ujar Wali Kota Bogor tersebut.

Bima juga berpendapat bahwa hitung cepat sebenarnya bertujuan mengantisipasi kecurangan dalam pemilihan umum. Dengan catatan, lanjut Bima, quick count atau hitung cepat tersebut dilakukan lembaga yang kredibel dan transparan, baik metodenya maupun dananya. Mengenai hasil quick count terkait pilpres, dia kembali menegaskan bahwa sikap PAN jelas menunggu pengumuman resmi KPU pada 22 Juli mendatang.

"Saya kira yang disampaikan Pak Hatta Rajasa saya kira sudah jelas, Pak Hatta menyampaikan, tunggu tanggal 22 Juli. Kedua, cooling down untuk tidak melakukan aksi-aksi yang menggangu kenyamanan," tutur dia.

Perbedaan hasil quick count pilpres 2014 yang dilakukan sejumlah lembaga survei menuai kontroversi. Delapan dari 12 lembaga survei yang melakukan hitung cepat atau quick count dalam Pemilu Presiden 2014 menyebut pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai pemenang pemungutan suara. 

Sebaliknya, empat lembaga survei lain mendapatkan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai pemenang. Delapan lembaga survei itu adalah Litbang Kompas, Lingkaran Survei Indonesia, Indikator Politik Indonesia, Populi Center, CSIS, Radio Republik Indonesia, Saiful Mujani Research Center, dan PolTracking Institute.

Sementara itu, empat lembaga survei yang mendapatkan hasil kemenangan bagi Prabowo-Hatta adalah Puskaptis, Indonesia Research Center, Lembaga Survei Nasional, dan Jaringan Suara Indonesia. Terkait hasil quick count ini, Tim Prabowo-Hatta melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu lembaga survei Saiful Mujani Research Centre (SMRC), Cyrus, dan Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) atas tuduhan tidak netral.

Di lain pihak, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (PBHI) melaporkan sejumlah lembaga survei, yakni Indonesia Research Center, Puskaptis, Lembaga Survei Nasional (LSN), dan Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com