Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipertanyakan, Ada Bendera ISIS Saat Aksi Dukung Palestina di Bundaran HI

Kompas.com - 11/07/2014, 21:27 WIB
Fidel Ali Permana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Bendera Islamic State in Iraq and Sham (ISIS) sempat terlihat dalam aksi unjuk rasa oleh ratusan orang di Bundaran HI, Jumat (11/7/2014), untuk mengecam serangan Israel ke Gaza, Palestina.

Dalam perbincangan di media sosial, Twitter, muncul sebuah foto sebuah bendera ISIS yang dikibarkan oleh massa peserta aksi. Aksi itu diikuti oleh sejumlah elemen pergerakan Islam, termasuk sejumlah tokoh Koalisi Merah Putih yang mengusung calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Hata Rajasa.

Bendera tersebut tampak menyembul dan dikibarkan bersama dengan bendera merah putih dan bendera Palestina. Tak ayal, beberapa akun mengomentari pergerakan ISIS dan menilai ISIS kini mulai terlihat di Indonesia.

Beberapa pemilik akun pun mempertanyakan mengapa ada bendera ISIS dalam aksi tersebut. Bahkan, ada yang khawatir ISIS akan datang ke Indonesia.

Hubungan ISIS dengan Indonesia memang tidak bisa dilepaskan. Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan, ada sejumlah bukti menunjukkan indikasi ISIS melakukan perekrutan di Indonesia ataupun akan berangkat di Irak atau Suriah.

"Dari penangkapan-penangkapan akhir-akhir ini, sudah ada indikasi mereka itu sedang berusaha untuk berangkat ke sana. Mereka ini yang terkait dengan satu atau lebih dari satu aksi-aksi teroris yang terjadi di sini, ada daerah konflik, ada perang di situ. Itu bagi mereka kesempatan, peluang emas bagi mereka untuk melakukan jihad, sama saja JAT, JI, NII," kata Ansyaad Mbai seperti dikutip dari bbc.com.

Ansyaad mengatakan, dalam demonstrasi yang dikuti sekitar 15 orang di Nusa Tenggara Barat pada bulan lalu, tampak bendera ISIS dikibarkan.

Ansyaad pun mengatakan, mereka yang terkait dengan ISIS masih terkait dengan jaringan lama, Jemaah Islamiyah.

Tak hanya itu, bulan lalu juga beredar sebuah video yang diunggah ke situs YouTube menampilkan sejumlah orang yang diduga kuat berasal dari Indonesia menyerukan ajakan untuk bertempur di Suriah bersama kelompok ISIS.

Beberapa pria yang mengenakan penutup wajah berwarna hitam dan menenteng senapan serbu Kalashnikov direkam kamera di suatu tempat di Suriah.

Mereka mengaku sebagai mahasiswa, pebisnis, mantan tentara, dan bahkan beberapa remaja. Satu demi satu dari mereka mengajak rekan-rekannya untuk bergabung dengan ISIS.

Para pria itu bukan berasal dari Suriah, Uzbekistan, atau Chechnya yang selama ini banyak terlibat dalam perang saudara di Suriah. Para pria ini berasal dari Indonesia.

ISIS saat ini tengah menjadi sorotan internasional. Gerakan pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi yang mendeklarasikan kekhalifahan baru itu menggunakan cara-cara kekerasan untuk memperluas pengaruhnya, termasuk membunuh ulama-ulama yang tidak sepaham, baik dari Syiah maupun Sunni. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com