"Kami serukan ajaran bahwa kita semua umat manusia bersaudara. Memang sebelum pilpres kita berseberangan, tapi setelah pilpres kita bersaudara kembali," ujar tokoh Parisada Hindu Dharma Indonesia, Nyoman Udayana Sangging, dalam acara pernyataan bersama tokoh lintas agama di PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Tokoh Katolik Franz Magnis Suseno juga berharap agar bangsa Indonesia bisa menerima apa pun hasil yang diputuskan Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014. Setelah pengumuman KPU itu, Franz mengingatkan bahwa presiden terpilih itu adalah presiden bangsa Indonesia.
"Presiden itu presiden kita semua. Perbedaan dalam memilih tidak mengubah kedudukan kita sebagai warga bangsa yang ingin membangun bangsa ini. Kita harus bersama-sama bisa membangun masa depan yang lebih baik," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengingatkan agar pemilihan presiden jangan sampai menciptakan perpecahan, apalagi sampai menimbulkan sikap anarkistis.
"Kalau terjadi perpecahan, dampaknya akan berkepanjangan, tidak hanya 5 tahun, tapi tahun-menahun sehingga semua pihak harus bisa menahan diri dan tidak menampilkan perilaku melampaui batas," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.