JAKARTA, KOMPAS.com — Para aktivis lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Dekrit Indonesia Raya mempertanyakan pernyataan Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad ihwal kekisruhan pemilu presiden di Hongkong. Mereka menilai pernyataan Muhammad berbeda dengan laporan pantauan dari Migrant Care.
Anggota gerakan yang juga Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima), Ray Rangkuti, mengatakan, perbedaan tersebut sebaiknya diinvestigasi oleh Bawaslu agar mendapatkan titik terang mengenai peristiwa tersebut.
"Saksi-saksi lain mengatakan hal yang lain. Migrant Care versinya jauh berbeda. Siapa yang benar? Ini harus diinvestigasi. Enggak cukup diselesaikan dengan sumpah," kata Ray di Kantor Bawaslu, Jakarta, Senin (7/7/2014).
Menurut Ray, investigasi tersebut penting untuk menjawab berbagai persoalan terkait insiden di Hongkong, termasuk adanya dugaan salah satu komisioner Komisi Pemilihan Umum yang tidak netral. Kendati demikian, Ray meminta agar Muhammad tidak dilibatkan dalam proses investigasi.
"Ketua Bawaslu harus disingkirkan dalam investigasi. Dalam hal ini adalah saudara Muhammad," ucap dia.
Sementara itu, anggota gerakan lainnya yang juga Ketua Institute of Ecosoc Rights, Sri Palupi, juga mempertanyakan inkonsistensi pernyataan Bawaslu soal pilpres di Hongkong. Sebelum kasus ini mencuat, kata dia, Bawaslu menyatakan proses pilpres di Hongkong berjalan dengan baik.
"Kedua, setelah kasus ini riuh, Bawaslu menyesalkan tindakan KPU yang tidak memberikan kesempatan kepada pemilih untuk memilih. Kemudian, sore harinya, Ketua Bawaslu bilang yang berbondong-bondong sudah nyoblos kemudian pengen nyoblos. Bawaslu dituntut untuk mengklarifikasi ini secara jelas," ujar dia.
Sebelumnya, pemungutan suara Pilpres 2014 yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (6/7/2014) sore. Ratusan orang mengamuk merobohkan pagar tempat pemungutan suara yang ditutup sebelum mereka memberikan suara.
Celetukan panitia memperburuk situasi. Ketua Badan Pengawas Pemilu Muhammad mengklarifikasi informasi yang beredar di masyarakat terkait kekisruhan pemilu presiden di Victoria Park, Hongkong. Menurut dia, kekisruhan tersebut dipicu oleh kedatangan pemilih yang sudah mencoblos ke tempat pemungutan suara yang sudah ditutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.