Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nusron: Soeharto Bisa Menangis Lihat Golkar Hari Ini

Kompas.com - 04/07/2014, 00:23 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nusron Wahid, salah satu kader Partai Golongan Karya yang dipecat, kembali mengkritik partai berlambang pohon beringin itu di bawah kepemimpinan Ketua Umum Aburizal Bakrie. Kali ini kritik Nusron membawa serta nama mantan Presiden Soeharto.

Nusron mengaku teringat dengan almarhum Soeharto karena baru saja berziarah ke makamnya. Menurut dia, Presiden kedua Indonesia itu sudah banyak berjasa untuk Golkar.

"Beliau 'orangtua' Golkar. Mungkin kalau beliau masih hidup, beliau bisa nangis melihat Golkar hari ini yang digadaikan oknum pengurusnya demi kepentingan yang sempit dan sesaat," ujar Nusron, dalam siaran pers, Kamis (3/7/2014).

Nusron dan dua kader lain Partai Golkar, yakni Agus Gumiwang dan Poempida Hidayatullah, dipecat dari keanggotaan partai itu karena mendukung pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014. Dalam pemilu presiden ini, Partai Golkar mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Nusron berpendapat langkah Golkar mendukung pasangan Prabowo-Hatta itu adalah keputusan yang salah. Calon anggota legislatif terpilih dengan perolehan suara terbanyak dari Partai Golkar dalam Pemilu Legislatif 2014 itu berpendapat lebih tepat bila partainya mendukung Kalla yang jelas adalah kadernya sendiri.

"Kalau JK jadi wapres, Golkar akan besar. Sebaliknya kalau Prabowo yang menang, Golkar akan kempes. Selamatkan Golkar dengan cara memenangkan Jokowi-JK. Pak JK kader Golkar, kenapa dukung yang lain?" ujar Nusron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Eks Penyidik KPK: Ponsel Hasto Tidak Akan Disita Jika Tak Ada Informasi soal Harun Masiku

Nasional
Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Soal Duet Anies-Kaesang, Relawan Anies Serahkan ke Partai Pengusung

Nasional
MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

MPR Khawatir Bansos yang Akan Diberikan ke Korban Judi Online Malah Dipakai Berjudi Lagi

Nasional
Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Eks Penyidik KPK: Kasus Harun Masiku Perkara Kelas Teri, Tapi Efeknya Dahsyat

Nasional
Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Siapa Anggota DPR yang Diduga Main Judi Online? Ini Kata Pimpinan MKD

Nasional
Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Eks Penyidik KPK Anggap Wajar Pemeriksaan Hasto Dianggap Politis, Ini Alasannya

Nasional
Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Rupiah Alami Tekanan Hebat, Said Abdullah Paparkan 7 Poin yang Perkuat Kebijakan Perekonomian

Nasional
DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

DPR Sebut Ada Indikasi Kemenag Langgar UU Karena Tambah Kuota Haji ONH Plus

Nasional
Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Punya Kinerja Baik, Pertamina Raih Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Fortune 500 Asia Tenggara 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com