Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khofifah: Penghapusan Kolom Agama jika Jokowi Menang Itu Fitnah

Kompas.com - 19/06/2014, 19:14 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengimbau kepada seluruh anggota maupun pengurus Muslimat NU seluruh Kabupaten Magelang untuk tidak mudah percaya dengan isu-isu yang “menyerang” calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-JK.

Kofifah meminta mereka untuk tidak mencerna mentah-mentah informasi yang tidak jelas kebenarannya. Hal itu disampaikan Khofifah di hadapan ribuan anggota dan pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Magelang dalam kegiatan Taaruf Suksesi Capres Cawapres Jokowi-JK di GOR Armada, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Kamis (19/6/2014).

"Ada isu sertifikasi untuk guru mau dihapuskan kalau Jokowi jadi presiden. Ada lagi isu Indonesia tidak akan aman dan akan dikudeta. Dan yang terakhir ini, ada rencana hilangkan kolom agama di KTP kalau Jokowi-JK menang. Itu tidak benar," tegas Khofifah.

Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu pun mengajak semua anggota maupun pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Magelang untuk memenangkan kandidat nomor urut dua itu sebab menurut dia, pasangan tersebut satu-satunya yang berasal dari kalangan NU.

“Ini adalah tugas besar kita untuk memenangkan Jokowi-JK," ujar Khofifah.

Hal senada juga disampaikan Prof Alwi Shihab. Dia juga meminta warga NU untuk tidak memercayai isu dan kampanye hitam yang menyerang Jokowi.

"Sejauh ini, Pak Jokowi terus diserang fitnah namun tidak pernah berusaha untuk membalas dengan fitnah. Sikap ini sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Tentu itu patut dijadikan teladan," kata Alwi.

Tidak hanya itu, lanjut Alwi, selama ini NU dan PKB selalu berada dalam pemerintahan Indonesia. Ideologi negara ini sendiri sejalan dengan ahlusunnah wal jamaah yang selalu diajarkan oleh pendiri NU.

"Jokowi adalah sosok yang tidak hanya bagian dari ahlusunah wal jamaah tapi juga ikut mempraktikkan ahlusunah wal jamaah. Sedangkan JK adalah Muhtasar NU. Siapa lagi yang akan kita pilih selain Jokowi-JK?" kata mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di Kabinet Indonesia Bersatu itu.

Diberitakan sebelumnya, anggota tim ahli Jokowi-Kalla pada Pemilu Presiden 2014, Musda Mulia, mengatakan, pihaknya berjanji untuk menghapus kolom agama di KTP jika memenangkan pilpres. Ini sebab, keterangan agama pada kartu identitas dinilai dapat disalahgunakan.

Musda melanjutkan, dalam sejumlah diskusi dengan Jokowi, usulan itu juga disetujui. Menurut Musda, kolom agama di KTP dapat disalahgunakan, antara lain ketika konflik terjadi di suatu daerah atau diskriminasi lainnya. Ia menyampaikan, informasi agama yang dianut penduduk cukup dicatat dalam pusat data kependudukan pemerintah.

"Saya setuju kalau kolom agama dihapuskan saja di KTP, dan Jokowi sudah mengatakan kepada saya bahwa dia setuju kalau memang itu untuk kesejahteraan rakyat," kata Musda, Rabu (18/6/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Adam Deni Dituntut 1 Tahun Penjara dalam Kasus Dugaan Pencemaran Nama Baik Ahmad Sahroni

Nasional
Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok 'E-mail' Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok "E-mail" Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com