Tuntutan Budi Mulya Perjelas Kemungkinan Pihak Lain yang Terlibat

"Bisa memperjelas, apakah Budi Mulya hanya satu-satunya terdakwa atau Budi Mulya part of the suspect," kata Bambang di Bogor, Jumat (13/6/2014).

Selain itu, menurut Bambang, tuntutan Budi Mulya diharapkan bisa memperjelas status aset Century yang dibekukan di luar negeri.

"Duit kita freezing (dibekukan) karena dianggap kasus-kasus Century selama ini penanganannya tidak menampilkan terdakwanya atau in absentia," sambung Bambang. Dia mengatakan, pimpinan KPK akan memutuskan berapa angkat tuntutan Budi Mulya pada Senin (16/6/2014) pagi.

Dalam kasus Century, Budi Mulya selaku deputi gubernur BI didakwa melakukan perbuatan melawan hukum dan penyalahgunaan wewenang terkait pemberian FPJP kepada Bank Century dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Dia didakwa bersama-sama dengan Boediono, Miranda S Goeltom selaku Deputi Senior BI, Siti Fadjriah selaku Deputi Gubernur Bidang 6, Budi Rochadi, almarhum selaku Deputi Gubernur Bidang 7, Robert Tantular, dan Harmanus H Muslim.

Akibat perbuatan tersebut, negara diduga mengalami kerugian Rp 7,45 triliun, menurut perhitungan Badan Pemeriksa Keuangan. Selain itu, Budi didakwa memperkaya diri sendiri sebesar Rp 1 miliar dari Robert Tantular. Ia juga didakwa memperkaya pemegang saham Bank Century, Hesham Talaat Mohamed Besheer Alwarraq dan Rafat Ali Rizvi, sebesar Rp 3,115 miliar.

Perbuatan Budi juga dinilai telah memperkaya PT Bank Century sebesar Rp 1,581 miliar dan Robert Tantular sebesar Rp 2,753 miliar. Saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan beberapa waktu lalu, Budi mengaku bahwa uang Rp 1 miliar dari Robert Tantular merupakan uang pinjaman. Dia pun mengaku menyesal telah meminjam uang tersebut.

Mengenai pemberian FPJP kepada Bank Century, Budi mengatakan bahwa keputusan itu diambil BI untuk mencegah krisis likuiditas berdampak terhadap perekonomian nasional.