JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilik PT Masaro Radiokom, Anggoro Widjojo, mengaku pernah memberikan dua unit lift untuk menara dakwah. Namun, ia membantah pemberian itu atas perintah Menteri Kehutanan saat itu, MS Kaban.
Menurut Anggoro, lift itu merupakan sumbangan dan tak terkait proyek Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan.
"Saya, kan nyumbang untuk keagamaan. Kalau Pak Kaban yang perintah malah saya enggak mau," kata Anggoro saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa kasus dugaan suap proyek revitalisasi SKRT di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Anggoro menjelaskan, permintaan lift itu disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Dakwah Syuhada Bahri saat bertemu dengannya di rumah dinas Kaban. Kemudian, realisasi pemberian lift itu ditindaklanjuti oleh anak buah Syuhada, Mujahid.
Anggoro mengaku sempat berkomunikasi melalui telepon dengan Mujahid membicarakan soal lift tersebut. Namun, ia tak ingat total harga pembelian dua unit lift berkapasitas masing-masing 800 kg itu.
Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi kemudian memutar rekaman telepon yang diduga percakapan antara Anggoro dan Mujahid. Dalam rekaman sadapan itu terungkap bahwa permintaan lift berasal dari Kaban.
"Saya mau lapor, info-info dulu. Minta waktu sama bapak tanggal 10, saya mau ajak tukang AC, tukang lift, kemudian tukang genset, karena diminta genset juga sama Pak Kaban. Ubinnya juga belum dipasang keramik ya, Pak?" ucap Anggoro melalui telepon.
Akan tetapi, Anggoro mengaku tak ingat ada pembicaraan tersebut melalui telepon. Anggoro juga tak mengakui suaranya dalam rekaman telepon yang diputar jaksa. Menurut Anggoro, suara seseorang dalam telepon bisa saja diubah.
"Saya enggak yakin (suara rekaman telepon). Saya sudah bergerak di Radiokom, saya tahu bisa merubah suara orang," kata Anggoro.
Sementara itu, dalam surat dakwaan, Kaban yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu disebut pernah meminta bantuan lift untuk menara dakwah. Menara dakwah itu merupakan salah satu pusat kegiatan PBB maupun acara ormas-ormas pendukung PBB. Uang yang dikeluarkan Anggoro yaitu untuk dua unit lift seharga 58.581 dollar AS, biaya pemasangan Rp 40 juta, dan pengadaan sipil untuk pemasangan lift Rp 160,653 juta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.