Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Populi: Publik Suka Jokowi karena Merakyat, Prabowo Tegas

Kompas.com - 04/06/2014, 14:58 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Survei terbaru Populi Center menunjukkan, calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto lebih disukai rakyat karena ketegasannya. Sementara itu, calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo alias Jokowi lebih disukai karena sikapnya yang merakyat.

Dari 72,9 persen responden, yang mengaku suka dengan sosok Jokowi sebanyak 62,6 persen, di antaranya mengaku suka karena merakyat. Sebanyak 14 persen lainnya menyukai Jokowi karena dinilai sebagai sosok yang jujur, bersih, dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Sementara itu, dari 63,7 persen responden yang mengaku menyukai Prabowo, sebanyak 53,1 persen di antaranya mengaku suka dengan ketegasannya. Sebanyak 16,8 persen responden lainnya menilai Prabowo sebagai sosok yang berwibawa dan bijaksana. Dari survei, ada responden yang mengaku suka Jokowi dan Prabowo.

"Terlihat jelas ada perbedaan karakteristik yang disukai antara pemilih Jokowi dan pemilih Prabowo," kata Chairman Populi Center Nico Harjanto saat merilis hasil survei di Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Nico menjelaskan, sikap merakyat yang dimiliki Jokowi dan sikap tegas yang dimiliki Prabowo sama-sama penting untuk membangun bangsa Indonesia yang lebih baik ke depan.

"Saya kira semua unusur ini penting. Merakyat itu kan berarti sederhana dan peduli kepada rakyat. Sikap merakyat menjadi penting kalau melihat sekarang ini sudah sangat jarang sosok pejabat publik yang peduli dengan rakyatnya," kata Nico.

"Ketegasan penting untuk mengambil sikap dan keputusan, tapi harusnya ketegasan tidak serta merta dikaitkan dengan latar belakang yang militeristik," tambahnya.

Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka di 33 provinsi mulai dari tanggal 24 sampai 29 Mei 2014. Survei menggunakan 1.500 responden yang dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error lebih kurang 2,53 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com