Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK, Hatta, dan Mega

Kompas.com - 03/06/2014, 19:12 WIB

KOMPAS.com - BANYAK hal dan peristiwa menarik yang bisa diceritakan tentang dua calon wakil presiden yang kini sedang menuju medan laga pemilihan presiden tanggal 9 Juli 2014 mendatang. Ini ada dua cerita kecil.

Selama Mei 2014, beberapa kali Wakil Presiden 2004-2009 Jusuf Kalla yang terkenal disebut JK memuji sikap Presiden 2001-2004 Megawati Soekarnoputri.

Ketika keringat masih meleleh di wajahnya, di sebuah tempat di lapangan golf Senayan, Jakarta, Sabtu, 3 Mei 2014, pagi, JK mengatakan, sebagian besar pendiri, ketua umum, pimpinan tertinggi partai politik yang mengikuti pemilihan umum punya keinginan besar menjadi presiden. Secara terus terang atau tidak terus terang, mereka ingin jadi presiden.

"Bahkan pemimpin partai yang perolehan suaranya dalam pemilu legislatif sangat rendah pun ingin jadi presiden. Anak saya pun menginginkan saya jadi presiden jika saya pemimpin partai yang memperoleh suara tinggi dalam pemilu legislatif," demikian kata JK setelah main golf.

Maka, kata JK, patut dipuji dan sangat dihargai sikap kenegarawanan Megawati yang merelakan diri tidak mau menjadi calon presiden dalam pemilu presiden ini.

Seseorang yang cukup dekat dengan Megawati baru-baru ini juga menyampaikan pujiannya ke Mega. "Setelah memutuskan hal itu, Bu Mega seperti begawan perempuan. Tokoh parpol dan masyarakat yang datang kepadanya seperti para remaja yang sedang cari kerja. Melihat sikap Bu Mega, saya ingin memeluk dan menciumnya," ujar orang yang tak mau disebutkan namanya itu.

Beberapa minggu sebelum diumumkan jadi cawapres, Hatta Rajasa berkeliling ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di tengah perjalanan di jalan raya antara Solo dan Bojonegoro, Hatta singgah di Dusun Payung, Desa Geneng, Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro. Kunjungan ini disiarkan radio dan televisi ke seluruh Indonesia.

Warti, pembantu keluarga Hatta, yang berada di Jakarta langsung mengontak telepon seluler Hatta. "Pak Hatta saat ini sedang ada di dusun tempat tinggal saya," kata Warti yang telah 30 tahun ikut keluarga Hatta.

Hatta tidak menyangka desa yang dikunjungi adalah tempat tinggal pembantu setianya yang telah dianggap anggota keluarga sendiri. Hatta ke rumah ayah Warti, Shodimejo (80 tahun). Beberapa anak, menantu, dan cucu Shodimejo pernah ikut keluarga Hatta. Beberapa cucu Shodimejo bisa meraih sarjana dan bekerja di sebuah departemen karena bantuan Hatta. Pertemuan di Dusun Payung ini penuh kegembiraan dan air mata. Shodimejo mengatakan, "Kulo ndongakaken Pak Hatta dados wakil presiden (Saya berdoa Pak Hatta jadi wapres)."

Hatta dan JK adalah dua orang yang ramah dalam bergaul dengan siapa pun, termasuk orang-orang di kubu lawan politik. Pelukan JK dan Hatta di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Minggu (1 Juni 2014), di Hari Kelahiran Pancasila Ke-69, merupakan simbol yang indah. (J Osdar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com