Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Lawan Kampanye Hitam, Dengar Saja Jokowi Baca Doa

Kompas.com - 30/05/2014, 06:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pasangan bakal calon presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Anies Baswedan, menyatakan kampanye hitam yang dituduhkan pasangan tersebut tidak perlu dilawan dengan fitnah balasan. Dia mengatakan kampanye hitam itu akan ditepis dengan tindakan.

"Kami konsentrasi pada pesan positif. Meng-counter kampanye hitam itu bukan dengan statement, tapi dengan tindakan, untuk kemudian itu dengan sendirinya terbatalkan," ucap Anies di sela acara Rakornas Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Jakarta, Kamis (28/5/2014) malam.

Anies mencontohkan isu soal agama yang dianut Jokowi ditepis dengan tindakan Gubernur DKI Jakarta itu memimpin shalat berjamaah. "Nggak usah ngomong, orang kalau lihat Jokowi jadi imam shalat, dengar saja dia baca doa, baca iftitah, itu lancar kok. Malah yang nuduh itu yang saya ragu bisa baca iftitah sebagus Jokowi," ucapnya.

Dalam pernyataan tersebut, Anies tidak memperjelas doa iftitah yang dia maksudkan, dan di masyarakat Indonesia bacaan iftitah lebih dikenal sebagai doa yang dibaca setelah takbir pertama dalam shalat. Namun, tim media turun tangan membuat koreksi setelah penayangan berita ini, dan mengatakan bahwa iftitah yang Anies maksud adalah doa di awal pidato.

Rektor Universitas Paramadina itu menyatakan tim pemenangan Jokowi-JK juga tidak akan larut dalam gaya berkampanye negatif dan memutarbalikkan fakta. Menurut dia, dengan tetap mengedepankan gaya komunikasi positif, maka masyarakat bisa menilai.

Seperti diberitakan sebelumnya, kampanye hitam berbau SARA bermunculan di media sosial, ditujukan kepada Jokowi. Salah satu kampanye hitam itu  mempertanyakan keyakinan Jokowi. Jokowi bahkan disebut memiliki nama Katolik, "Herbertus".

Jokowi yang biasanya berkata "Aku Rapopo" setiap mendapat "serangan", juga mulai menunjukkan gaya komunikasi baru. Dia misalnya, menegaskan inisial H pada namanya adalah "Haji".

Kalla pun membantu pasangannya itu dengan mengunggah foto Jokowi saat menjadi imam shalat. Tak hanya kampanye hitam yang meragukan keyakinan Jokowi, kampanye hitam lain juga masuk ke pesantren-pesantren di Jawa Timur yang menjadi basis massa Nahdlatul Ulama.

Di sana, ada sebuah tabloid bertajuk "Obor Rakyat" yang memuat gambar besar Jokowi mencium tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Di atasnya terdapat tulisan "Capres Boneka".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Mempermainkan Hukum sebagai Senjata Politik

Nasional
KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

KPK Duga Korupsi Bansos Presiden Rugikan Negara Capai Rp 125 Miliar

Nasional
Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Jadi Tersangka Korupsi, Eks Sestama Basarnas Mundur dari Kepala Baguna PDI-P

Nasional
KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

KY Prioritaskan Laporan KPK terhadap Majelis Hakim yang Bebaskan Gazalba Saleh

Nasional
PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

PPATK Catat Perputaran Dana terkait Pemilu 2024 Senilai Rp 80,1 T

Nasional
Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Anggota DPR Sebut PPATK Macan Ompong karena Laporan Tak Ditindaklanjuti Penegak Hukum

Nasional
KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

KPK Sebut Kasus Bansos Presiden Terungkap Saat OTT Kemensos yang Seret Juliari

Nasional
PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

PDN Diretas, Ombudsman: Yang Produksi Ransomware Ini Harus Dicari dan Ditangkap

Nasional
KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

KPK Duga Pengadaan Lahan di Rorotan oleh Perumda Sarana Jaya Rugikan Negara Rp 200 Miliar

Nasional
Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Kasus Rekayasa Jual Beli Emas Budi Said, Kejagung Periksa 3 Pegawai Pajak

Nasional
Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi 'Online' Bisa Dipidana

Menko PMK Sebut Pinjamkan Nomor Rekening ke Pelaku Judi "Online" Bisa Dipidana

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com