Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir JK: Kepedulian Prabowo terhadap 1 TKI Saja Tak Cukup

Kompas.com - 29/05/2014, 12:52 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Poempida Hidayatullah, juru bicara bakal calon wakil presiden Jusuf Kalla, optimistis para tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri akan mendukung pasangan Joko Widodo dan Kalla dalam pemilu presiden mendatang. Dia menilai, Jokowi dan Kalla bisa lebih cepat serta lebih hebat dari capres Prabowo Subianto dalam menangani masalah TKI.

Menurut Poempida, langkah Prabowo yang membela TKI di Malaysia Wilfrida Soik dari ancaman hukuman mati belum cukup.

"Kepedulian terhadap satu TKI saja tidak cukup. Tidak boleh hanya fokus pada satu TKI saja, ada ratusan, bagaimana nasib mereka?" kata Poempida dalam acara Deklarasi Jokowi-JK Pro TKI di Jakarta, Kamis (29/5/2014).

Politisi Partai Golkar itu menilai, kepedulian terhadap TKI tidak hanya ditunjukkan dengan membela seseorang saja. Diperlukan kebijakan menyeluruh yang membela kepentingan TKI di luar negeri.

"Kepedulian ini munculnya dalam kebijakan, pengawasan menjadi penting, penegakan hukum, kerja sama dengan swasta. Ini multidimensional dan kompleks. Kalau hanya bicara membebaskan satu TKI saja, itu sangat jauh," sambungnya.

Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Jokowi-JK Pro TKI Miftah Farid mengatakan, sebenarnya Kalla lebih dulu melakukan pembelaan terhadap TKI dibandingkan dengan Prabowo. Sekitar 2005, katanya, Kalla mengurus pemulangan TKI bermasalah dari Malaysia.

"Salah satu yang instruksi pemulangannya Pak JK. Saat deportasi TKI besar-besaran di Malaysia. Ini sudah terbukti, tidak hanya jelang pilpres baru timbul," katanya.

Poempida menambahkan, Jokowi-Kalla memiliki program yang berupaya meningkatkan kesejahteraan para TKI. Salah satunya, dengan menempatkan pengacara di setiap kantor kedutaan besar RI (KBRI) untuk mengurusi masalah WNI, termasuk kasus-kasus TKI. Selain itu, kata Poempida, pasangan Jokowi-Kalla akan memperhatikan para anak buah kapal (ABK) yang selama ini dianggapnya kurang mendapatkan perhatian pemerintah.

"ABK juga akan jadi fokus tersendiri di pemerintahan ke depan. Perhatian ini dalam konteks pengiriman ABK ke luar negeri. Ada yang tiga tahun di laut tidak digaiji, tidak tahu apakah gajinya dibayar atau tidak, dipukuli, hanya tidur dua jam sehari, tiga bulan terlunta-lunta di atas kapal, ditinggal kaptennya," tutur Poempida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Resmi Ditahan, Gus Muhdlor Punya Harta Rp 4,7 Miliar

Nasional
KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

KPK Sebut Gus Muhdlor Terima Uang Korupsi Lewat Sopirnya

Nasional
Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Polri Tangkap 142 Tersangka hingga Blokir 2.862 Situs Judi Online

Nasional
Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Cuaca di Arab Sangat Panas, Ma'ruf Amin: Jangan Sampai Jemaah Haji Meninggal Kepanasan

Nasional
Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Prabowo Diminta Hindari Kepentingan Bagi-bagi Kursi, Jika Tambah Jumlah Kementerian

Nasional
Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Ada Wacana Duet dengan Ahok di Pilkada DKI, Anies: Memutuskan Saja Belum

Nasional
Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Anies Ingin Memastikan Pilkada Berjalan Jujur dan Bebas Intervensi Sebelum Tentukan Langkah

Nasional
Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Kegiatan Ibadah Mahasiswa di Tangsel Dibubarkan Warga, Menko Polhukam Minta Saling Menghormati

Nasional
JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com