Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sudah Minta JK Klarifikasi Penilaiannya terhadap Jokowi

Kompas.com - 26/05/2014, 16:15 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Politik DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyatakan telah meminta penjelasan atas penilaian Jusuf Kalla (JK) terhadap calon presiden Joko Widodo. Langkah yang diambil PDI-P itu merupakan buntut setelah muncul pernyataan JK pada awal 2013 yang menilai Jokowi belum layak menjadi calon presiden.

"Kami sudah meminta Pak JK mengatakan apa alasannya, dan Pak JK sudah mengatakan hal tersebut seperti yang ditayangkan media," kata Puan di Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2014).

Puan menegaskan, munculnya pernyataan JK itu tidak akan dianggap sebagai kampanye hitam jelang bergulirnya pemilu presiden. Ia menilai tak ada indikasi untuk menjatuhkan figur mana pun, termasuk JK atau Jokowi.

Sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P, Puan mendorong semua mesin partai menjalankan agenda politik secara santun. Semua informasi yang diungkap kepada publik harus berdasarkan fakta dan harus dijauhkan dari niat untuk menjatuhkan citra pasangan capres lain.

"Apa pun yang kami lakukan, semua berdasarkan fakta, dan kami berharap pilpres akan terlaksana dengan adil, jujur, dan beretika," ujarnya.

Sebelumnya, JK mengaku sempat melarang Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai capres. Larangan itu disampaikan saat Jokowi baru dua bulan menjabat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, kata JK, Jokowi diisukan memang akan dijadikan capres oleh PDI-P. Namun, karena Jokowi masih dua bulan menjabat gubernur, JK menganggapnya belum pantas maju sebagai capres.

Ketua tim pemenangan pasangan Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 2014, Tjahjo Kumolo, mengatakan bahwa pernyataan JK itu merupakan cerita usang. Menurut dia, pernyataan JK saat itu sudah tidak sesuai dengan kondisi politik saat ini karena Jokowi telah banyak menorehkan prestasi saat memimpin Ibu Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com