Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa STIP Khawatir Kekerasan dalam Kampus

Kompas.com - 27/04/2014, 20:22 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian besar orangtua siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, merasa sangat khawatir atas kejadian penganiayaan yang menewaskan Dimas Dikita Handoko (19) pada Jumat (25/4/2014). Belasan orangtua siswa langsung datang ke kampus pelayaran tersebut untuk meminta penjelasan dari kampus.

Pantauan Kompas.com, Minggu (27/4/2014) sore, belasan orang tua siswa tersebut berkumpul di warung tepat di depan kampus tersebut. Mereka saling bercerita satu sama lain tentang apa yang dialami oleh anak-anak mereka. Para orangtua siswa taruna pelayaran tingkat I berencana menemui pengelola kampus untuk enanyakan sikap yang diambil pengurus kampus setelah kejadian penganiayaan yang dilakukan pihak senior kepada juniornya di luar kampus.

"Saya sebenarnya sudah curiga, tiap anak saya di rumah terus ditelepon seniornya, tapi namanya juga anak, suka nutupin sama orangtua," ujar salah satu orangtua murid yang enggan disebutkan kepada Kompas.com, Minggu sore.

Ia mengatakan, setiap taruna di STIP memiliki perkumpulan berdasarkan daerah asalnya. Setiap akhir pekan, siswa junior akan dikumpulkan para senior untuk dipelonco. Ia mengakui kerap melihat luka lebam ataupun memar di tubuh anaknya yang masih di tingkat I tersebut.

"Ada saya foto memarnya, nanti kita bawa besok pas ketemu pihak kampus," ucapnya.

Pada saat mendaftarkan anaknya beberapa waktu lalu, ia mendapati suasana di dalam kampus sangat tegang. Namun, karena anaknya sangat ingin menjadi pelaut, ia menepis rasa khawatirnya.

Hal senada diungkapkan orangtua taruna tingkat II. Salah seorang di antarnaya mengaku sudah mengetahui adanya senioritas di kampus pelayaran tersebut. Namun, karena prospek yang sangat bagus, anak semata wayangnya tersebut tetap bersikukuh untuk tetap menjalani pendidikan di sekolah yang di bawah naungan Kementerian Perhubungan tersebut.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Perhubungan, Julius Andravida Barata, mengatakan bahwa di dalam kampus ada sistem pengendalian dan pengawasan sehingga orangtua tidak perlu khawatir adanya senioritas di dalam kampus. "Kejadian kemarin kan di luar kampus. Kalau di dalam kampus, pengawasan semua itu ada. Pembinaan kedisiplinan juga bukan dengan kekerasan, bahkan setiap sudut kampus sudah dipasangi CCTV," ujarnya.

Julius menyebutkan, pendidikan kedisiplinan sangat diperlukan bagi mahasiswa dan berguna saat siswa itu menjadi pelaut. Ia menegaskan, pola kedisiplinan tersebut bukan dengan kekerasan, melainkan dengan cara hidup disiplin sesuai dengan Perintah Harian Sifat Tetap (PHST). Perintah itu meliputi bangun pagi, olahraga pagi, seragam yang lengkap, serta jadwal kuliah yang sudah terjadwal dan harus dilakukan taruna setiap hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com