Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poros Tengah Terbentuk, Prabowo akan Tersingkir

Kompas.com - 26/04/2014, 14:06 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto akan tersingkir dari bursa pencalonan presiden 2014 jika terbentuk empat poros koalisi.

Empat poros koalisi yang dimaksud Yunarto adalah poros yang dipimpin PDI-Perjuangan, poros Partai Golkar, poros Gerindra, dan poros partai tengah yang dipimpin Demokrat.

"Kalau kemudian poros keempat koalisi ini benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin yang paling dirugikan secara matematika politik, itu malah Prabowo dengan Gerindranya," kata Yunarto di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

Menurut Yunarto, saat ini Gerindra seperti terjebak dalam situasi yang mungkin membuat mereka kehilangan tiket mengajukan calon presiden. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang semula terlihat mendukung Gerindra, kini seolah sudah lepas. Secara implisit, lanjut Yunarto, PPP justru menunjukkan dukungannya kepada capres yang diajukan PDI-Perjuangan Joko Widodo.

"Jadi secara implisit saya membaca, ada arah kemungkinan besar PPP bergabung dengan Jokowi dan PDIP," tutur Yunarto.

Di samping itu, kata Yunarto, Golkar juga telah mendapatkan dukungan dari satu partai yang cukup besar. "Ada partai yang cukup besar tapi tetap menyatakan dirinya akan maju bersama Golkar," ucapnya.

Kekuatan lain yang mungkin terbentuk adalah poros koalisi partai tengah yang dipimpin Demokrat. Menurut Yunarto, kekuatan poros partai tengah ini tidak bisa diremehkan jika benar terbentuk. Meskipun demikian Yunarto menilai poros partai tengah ini sulit terbentuk.

DIa menyebutkan alasan sulitnya membentuk poros partai tengah ini lantaran tidak ada bakal calon presiden mumpuni yang bisa diusung Partai Demokrat. "Harus ada capres yang mumpuni yang dianggap bisa berpeluang besar menang melawan tiga capres lain dan itu tidak ada dalam sebelas nama peserta konvensi," katanya.

Masalah kedua, sebut Yunarto, sulitnya menyatukan ego dari sesama partai menengah yang masing-masing merasa dirinya sederajat. "Itu tidak mudah ketika koalisi terbangun di antara partai yang elektabilitasnya hampir mirip," sambung Yunarto.

Melihat situasi yang demikian, menurut Yunarto, Gerindra harus menyadari bahwa permainan belum selesai. Gerindra belum punya modal yang cukup untuk memimpin poros koalisi. Gerindra baru memiliki modal berupa capres yang elektabilitasnya cukup tinggi. Namun sebagai partai, kata Yunarto, Gerindra belum bisa disebut partai besar.

"Dia belum menjadi partai besar yang cukup aman secara matematika politik untuk menjadi pemimpin poros koalisi, dan itu sangat bisa dimainkan dalam game politik, bahkan sampai level paling ekstrim, mereka menjadi tidak lolos," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com