Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Usung Saja Pemenang Konvensi Demokrat dengan SBY sebagai Cawapres

Kompas.com - 25/04/2014, 00:48 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat diperkirakan dapat memperoleh 10 persen suara dari Pemilu Legislatif 2014. Dengan acuan tersebut, Partai Demokrat dinilai bisa membangun poros koalisi sendiri serta mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Kuncinya ada pada pengusungan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sebagai cawapres.

"Capres siapa pemenangnya (dari Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat), bisa saja dipasangkan dengan Pak SBY," kata mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Kamis (24/4/2014). Dia pun berpendapat SBY adalah tokoh yang tinggi elektabilitasnya bila diusung menjadi cawapres. 

"Misalnya kalau pemenangnya Pak Dahlan, ya Pak Dahlan berpasangan dengan Pak SBY. Kalau yang menang misalnya Pak Marzuki Alie, Pak Marzuki dengan Pak SBY, Pak Irman Gusman misalnya dengan Pak SBY, atau Pak Anis Baswedan misalnya dengan Pak SBY, jadi ini semangat untuk membangun poros sendiri," papar Anas seusai diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Hambalang.

Anas mengatakan pembentukan poros koalisi oleh Partai Demokrat ini penting untuk dilakukan. "Sepuluh persen itu kan modal yang kuat untuk mengajak partai-partai lain berkoalisi. Bukan didekati semangatnya, tetapi mendekati. Membangun koalisi, bukan didekati," ucap Anas.

Pada Desember 2013, atau sebelum pemilihan legislatif, Anas menyarankan Demokrat memajukan SBY sebagai cawapres. Menurut Anas, langkah ini mampu menyelamatkan Demokrat dari keterpurukan dalam pemilu legislatif.

Pernyataan Anas ini dianggap sejumlah politikus Demokrat sebagai sindiran terhadap SBY. Belakangan, seusai pileg dilaksanakan, wacana mengusung SBY sebagai cawapres mulai terdengar lagi.

Mengenai peta strategi Demokrat dalam menghadapi pilpres, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik menyatakan bahwa partainya akan menunggu hasil survei dari 11 peserta konvensi untuk menentukan arah koalisi.

Jika hasil survei kesebelas peserta ini rendah, Jero menyatakan Majelis Tinggi akan menetapkan sendiri jagoan yang akan diusung dalam Pemilu Presiden mendatang. Sebaliknya jika hasil survei peserta konvensi bagus, maka Demokrat akan mengusung capres konvensi dengan survei tertinggi.

Jero juga mengatakan bila tak ada satu pun elektabilitas peserta konvensi yang tinggi, maka Demokrat akan berkoalisi dan hanya mengajukan bakal calon wakil presiden. Dia tak menanggapi serius wacana mengusung SBY sebagai bakal calon wakil presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com