BOGOR, KOMPAS.com — Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah Haz, merasa senang karena akhirnya dua kubu internal PPP bisa mencapai islah atau perdamaian. Menurutnya, perdamaian tersebut menandakan bahwa PPP merupakan partai Islam yang mempunyai nilai-nilai keislaman kuat.
"Semua sudah diselesaikan. Tidak seorang pun yang tidak ada khilaf. Bagaimanapun saya merasa bahagia. Ini menandakan jiwa islami yang kuat," kata Hamzah seusai menghadiri pembukaan Musyawarah Kerja Nasional III PPP di Hotel Seruni, Bogor, Rabu (24/4/2014) sore.
Hamzah tidak mempermasalahkan sikap Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang memutuskan tidak menghadiri mukernas ini. Menurutnya, dia dapat memaklumi sikap Suryadharma itu. "Saya dapat maklumi itu, bagaimanapun saya mengerti bagaimana perasaan Saudara Surya. Tentu Ketum kan harusnya semua wilayah hadir," ujarnya.
Suryadharma hadir pukul 10.30 WIB bersama Ketua Majelis Syariah PPP Maemoen Zubair. Mereka datang untuk menggelar islah lanjutan dengan para pimpinan Dewan Pimpinan Wilayah PPP. Islah itu juga mencapai kesepakatan. Namun sebelum pembukaan Mukernas, Suryadharma justru pergi meninggalkan lokasi.
"Dia wilayahnya tidak ada, ya lebih bagus dia tidak hadir. Saya dapat maklumi itu. Tapi artinya dia mau datang ke sini sudah baguslah," kata Wakil Presiden RI 2001-2004 tersebut.
Mukernas itu dibuka oleh Wakil Ketua Umum PPP Emron Pangkapi, yang didaulat sebagai pelaksana tugas Ketua Umum PPP. Menurut Hamzah, pembukaan oleh Emron tersebut sah karena memang fatwa KH Maemon Zubair dalam pertemuan islah baru akan ditetapkan dalam mekanisme administratif di mukernas. Salah satu fatwa Maemon adalah mengembalikan jabatan Suryadharma sebagai Ketua Umum PPP, yang sebelumnya sudah diberhentikan sementara oleh kubu Sekretaris Jenderal PPP Romahurmuziy.
"Saya kira sudah sah, Suryadharma juga sudah datang ke sini. Mungkin dia secara etika tidak mau hadir karena masih dalam wilayah lain kan," ujar Hamzah.
Islah diambil setelah kedua belah pihak melakukan pertemuan di kantor DPP PPP yang dipimpin oleh Maemoen Zubair, sebagai tokoh yang dituakan di PPP, Selasa (22/4/2014) malam. Dalam pertemuan tersebut, Maemoen membacakan fatwa yang akhirnya disetujui kedua belah pihak. Selain meminta kubu Suryadharma dan kubu Sekjen PPP Romahurmuzy untuk berdamai, fatwa itu juga menyebut PPP belum berkoalisi dengan pihak mana pun, termasuk Gerindra. Gerindra sebelumnya didukung oleh kubu Suryadharma Ali. Karena dukungan itulah, drama politik terjadi di tubuh PPP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.