Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti "Wajah Baru" Koalisi Parpol Berbasis Massa Islam

Kompas.com - 18/04/2014, 10:52 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Perolehan suara partai-partai berbasis massa Islam bisa dibilang tak terlalu buruk dalam Pemilihan Legislatif 2014. Setidaknya, hal itu tergambar dari hasil hitung sejumlah lembaga, meski belum perhitungan resmi. Tak buruknya suara partai-partai berbasis massa Islam ini kemudian memunculkan dorongan agar partai Islam bersatu dan mengusung seorang calon presiden dan wakil presiden sendiri.

Sebelumnya, wacana koalisi partai-partai berbasis massa Islam pernah muncul sebelum pemilu legislatif. Nama yang dicetuskan adalah koalisi poros tengah jilid II. Kini, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengusulkan satu nama baru, yaitu koalisi Indonesia Raya.

Menurut Amien, koalisi ini merupakan penyempurnaan koalisi poros tengah. Katanya, nama dan format baru koalisi untuk lebih memperluas cakupan. Tujuan akhirnya adalah untuk membangun kekuatan besar untuk memenangkan pemilihan presiden dan membentuk pemerintahan yang solid.

Ia menampik jika penamaan "Indonesia Raya" dikaitkan dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) besutan Prabowo Subianto.

"Poros tengah itu terlalu sempit, terlalu hijau. Indonesia Raya itu bukan Indonesia yang lemah dan terbelakang," kata Amien seusai menghadiri pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam, di Cikini, Jakarta, Kamis (18/4/2014) malam.

Amien mengatakan, usaha membangun bangsa tak dapat dilakukan oleh satu kelompok tertentu. Maka dari itu, ia berharap koalisi Indonesia Raya dapat dibangun dengan skala besar. Ia mengaku kecewa jika PDI Perjuangan bersikukuh membangun koalisi yang ramping karena akan kesulitan menjalankan roda pemerintahan dengan dukungan absolut jika nantinya berkuasa.

Pertemuan para elite partai-partai Islam yang berlangsung malam tadi digelar secara tertutup di Rumah Ratna Hasyim Ning, di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Seluruh perwakilan partai berbasis massa Islam hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya Bendahara Umum DPP PKB Bahrudin Nashori, Ketua DPP PAN Azwar Abubakar, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid, tokoh MUI KH Amidan, dan Waketum PPP Emron Pangkapi.

Sekretaris Jenderal Intelektual dan Ulama Muda Indonesa (IUMI) Bachtiar Natsir yang menjadi koordinator acara mengatakan, desakan pada partai berbasis Islam untuk bergabung mengusung calon wakil presiden sendiri masih sangat rasional. Dalam hitungannya, partai Islam memiliki modal yang lebih dari cukup untuk memenuhi ambang batas pengajuan calon presiden.

"Jika digabungkan, suara partai Islam sangat signifikan hingga 32 persen," ujarnya.

Presiden PKS Anis Matta memberikan apresiasi tinggi pada semangat semua tokoh yang ingin membangun koalisi besar. Namun, ia tak ingin tergesa menentukan sikap. Anis berharap ada banyak waktu untuk kembali bertemu dalam rangka menyamakan persepsi tentang koalisi politik.

"Ini baru pertemuan awal. (Pembicaraan semacam) ini kan tidak mungkin kami selesaikan dalam satu kali pertemuan saja," ucap Anis.

Partai-partai Islam juga memiliki banyak figur yang layak diperhitungkan sebagai bakal capres, misalnya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, atau Presiden PKS Anies Matta.

Modal yang dimiliki oleh partai berbasis Islam juga cukup menjanjikan. Setidaknya berdasarkan hasil hitung cepat, dari lima partai politik berbasis Islam yang menjadi peserta Pemilu 2014, hanya Partai Bulan Bintang (PBB) yang terpuruk.

Selebihnya melejit di atas kisaran 6 persen, termasuk partai-partai yang dihajar isu negatif seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hasil hitung cepat perolehan suara pileg itu menjungkalkan semua perkiraan yang menyebut partai Islam tak akan mendapat hasil signifikan di pileg tahun ini.

Munculnya bakal capres dari koalisi ini diharap menjadi alternatif dalam pilpres nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Soal Anggota Dewan Main Judi Online, Johan Budi: Bukan Lagi Sekadar Kode Etik, tapi Sudah Pidana

Nasional
Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Belum Ada Pendaftar di Hari Pertama Pendaftaran Capim dan Dewas KPK

Nasional
Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Puan Bicara Peluang PDI-P Usung Kader Sendiri di Pilkada Jakarta, Sebut Banyak yang Menonjol

Nasional
Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko 'Deadlock'

Wasekjen PKB Ingatkan Duet Anies-Sohibul di Jakarta Berisiko "Deadlock"

Nasional
Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Soroti Minimnya Kamar di RSUD Mas Amsyar, Jokowi: Hanya 53, Seharusnya Bisa di Atas 100

Nasional
PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

PKB Belum Tentu Dukung Anies Usai PKS Umumkan Duet dengan Sohibul Iman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com