Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Bergerak di Luar Partai Politik

Kompas.com - 14/04/2014, 18:17 WIB


KOMPAS.com — Di Sekretariat Epicentrum Kebangsaan yang ada di kompleks Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta, enam orang asyik melihat layar komputer, akhir Maret lalu. Ada yang sedang membuka Facebook, Twitter, dan perangkat lunak untuk mengedit foto. Laman di layar komputer yang mereka buka terlihat penuh.

Mutahari (21), satu dari enam orang itu, terus mencari berita seputar Aburizal Bakrie (ARB), calon presiden dari Partai Golkar, di situs mesin pencari. Setelah ditemukan berita terbaru, ia segera mengunggah ke Facebook dan Twitter.

Epicentrum Kebangsaan (Censa) terbentuk sejak 1,5 tahun lalu. Koordinator Censa Andrew Prasatya mengatakan, kelompoknya punya 7.000 anggota yang berasal dari 500 komunitas di seluruh Indonesia.

Sementara itu, pengikut akun @Epikebangsaan di Twitter mencapai 16.000. Selain melalui akun @Epikebangsaan, Censa juga mengelola akun @sahabatARB, @relawanARB, dan @pengembaraanARB.

Censa terbentuk atas inisiatif mahasiswa dari Universitas Bakrie, Universitas Nasional, dan Universitas Airlangga Surabaya. Sebelum membentuk Censa, mereka aktif berkomunikasi melalui sosial media.

Saat ini, Censa dikelola oleh 25 anggota organisasi yang berada di Jakarta. Mereka biasanya berkumpul di sekretariat pada pagi hari untuk membicarakan tentang kegiatan yang akan dilakukan Censa.

”Awal terbentuk, banyak kalangan anak muda yang resisten terhadap gerakan kami. Mereka enggan bergabung karena ada pandangan negatif tentang ARB. Tantangan kami adalah membangun komunikasi dengan mereka,” kata Andrew.

Menjelang pemilu legislatif lalu, Censa beberapa kali mengadakan acara deklarasi berani memilih di berbagai daerah. Kegiatan itu mengiringi kampanye Golkar dan ARB.

Sementara itu, Juke Sutaram, pengusaha sebuah perusahaan konsultan strategi dan solusi bisnis, memimpin sebuah kelompok simpatisan Prabowo Subianto, calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya. Dalam kelompok itu, antara lain, juga ada Darmawan dan rekan Juke, Yulia Maroe.

Kelompok Juke ini berdiri pada Desember 2013 dan memiliki jaringan dengan kelompok simpatisan Prabowo di Bandung dan Bogor. "Kelompok kami terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung. Saya melihat ada banyak kelompok pengagum Prabowo di seluruh Indonesia dan saya pribadi suka bertukar pendapat dengan mereka," tutur Juke.

Pada Maret lalu, kelompok itu ikut meluncurkan pernak-pernik "I Love Prabowo" di Jakarta. ”Kami mengeluarkan kaus, tas, kotak pensil, bantal, stiker, dan pin. Jumlah keseluruhan cendera mata adalah lebih dari 1.000 unit. Selain itu, kami turut mendesain game online ’Enam Aksi Transformasi Bangsa’ yang diperuntukkan bagi pengguna iOS dan Android," tutur Yulia.

Kelompok Juke juga pernah membuat aksi sosial, seperti membantu komunitas anak jalanan dan pemulung. "Kami bukan partisan Partai Gerindra. Aksi-aksi sosial yang kami lakukan merupakan bagian dari kegiatan simpatisan dan perusahaan," ungkap Juke.

Tim Media Partai Gerindra, Noudhy Valdryno, mengatakan, kelompok simpatisan seperti milik Juke Sutarman merupakan salah satu bentuk pendukung Prabowo Subianto.

Sementara itu, Sekretariat Nasional Joko Widodo (Seknas Jokowi) jadi salah satu kumpulan relawan pendukung calon presiden dari PDI-P, Joko Widodo. Di Jakarta, Seknas Jokowi punya sekitar 1.000 anggota.

Presidium Seknas Jokowi Dono Prasetyo menuturkan, Seknas Jokowi bertujuan menarik dukungan dari golongan yang belum punya calon pilihan atau merebut suara pemilih yang sudah punya pilihan. Seknas Jokowi bersama sejumlah pakar juga membuat rencana arah pembangunan negara yang akan diajukan kepada pemimpin Indonesia, terutama Jokowi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Polri Ungkap Peran 2 WN Nigeria dalam Kasus Penipuan Berkedok E-mail Bisnis

Nasional
Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok 'E-mail' Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok "E-mail" Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke-55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com