Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarling Pemilu, ”Pilih Bujange Rakyat, Aja Gelem Dibebodo”

Kompas.com - 03/04/2014, 08:45 WIB


KOMPAS.com - ALIH-alih menjadi calon anggota legislatif, Diana Sastra justru menjadi anggota staf Komisi Pemilihan Umum, bahkan menggantikan Menteri Dalam Negeri untuk menjelaskan pentingnya pemilihan umum dan pentingnya suara rakyat.

Penyanyi tarling (gitar suling), musik khas Cirebon, itu, Selasa (1/4), mengubah tiga titik keramaian di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yakni pusat batik Trusmi, Pasar Sumber, dan depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), menjadi panggung suara rakyat. Ia mengamen dan berparodi, mengingatkan masyarakat yang begitu lama memimpikan pemimpin yang bisa melayani (menjadi bujang) rakyat.

Memakai rok terusan lengan pendek warna-warni dengan bagian bawah mengembang dan wig berjumbai warna-warni, penyanyi yang dijuluki ”Diva Tarling Pantura (Pantai Utara)” itu atraktif dan habis-habisan menyanyi. Wajahnya dicat total merah putih menjadi mirip badut. Ia memakai sepatu kets dan berkaus kaki coklat saat bernyanyi dan berjoget. Penampilannya menarik perhatian banyak orang di setiap titik yang dikunjunginya. Saat ia menyanyi, puluhan pedagang dan warga di sekitar Trusmi dan Pasar Sumber hanyut ikut berjoget dan bersorak-sorai. Di depan kantor KPU Kabupaten Cirebon, puluhan orang berebut mengambil foto dan bergembira bersamanya.

Tak ada maksud mempromosikan album atau lagu baru. Diana hanya ingin menyanyikan kegelisahan hatinya saat ini sebagai seniman tarling Cirebon. Begitu gelisahnya sehingga saat pencipta lagu tarling, Pendi Gondrong, menyodorkan lagu itu, ia langsung menerima dan merencanakan untuk ngamen gratis menyanyikan lagu itu. Masukan dari seorang kawan turut mendorongnya menyanyikan kritik sosial berjudul ”Bujange Rakyat”. Begini kutipan lagunya.

”Ngomong muluk-muluk janjine sing empuk-empuk

Dadi pemimpin aja uncang-uncang angguk

Dadi pemimpin rakyat angger ngeplak batuk....

Dasare wong bodo isuk-isuk nggiring kebo

Awas dibebodo aja ndeleng duit ijo... kaya buta ijo...

Yen dadi wong pinter awas aja keblinger

Otak si komputer yen ngomong diputar puter

Gawe rakyat keder... gawe endas mblenger....”

Lirik lagu itu berisi sindiran dan pesan kepada pemimpin dan calon pemimpin masa kini yang banyak bicara muluk dan berjanji yang enak-enak. Ketika menjadi pemimpin, ia manggut-manggut dan bersantai, sedangkan rakyatnya tetap saja pusing menepuk dahi karena kehidupan yang makin susah.

Berikutnya Diana mengajak rakyat agar tak lagi mau dibodohi dan termakan iming-iming uang dari calon pemimpin. Dengan liriknya yang jenaka, ia melanjutkan lagu itu dengan menganalogikan rakyat yang matanya hijau saat melihat uang mirip dengan buta ijo (raksasa hijau).

Begitu halnya pemimpin yang adalah ”orang pinter” diingatkan agar tidak keblinger, lupa diri, dan tak mawas diri sehingga dengan kepintarannya ia membolak-balik kata. Perbuatan pemimpin yang semacam itu membuat rakyat jadi bingung.
Tiga anggota Dian Prima, grup tarling yang dipimpin Diana, memerankan wakil rakyat dan rakyatnya. Dua orang yang berperan sebagai wakil rakyat berpakaian rapi, licin, bersepatu, dan mengenakan kacamata hitam. Satu orang lainnya memerankan rakyat yang berpakaian compang-camping sembari memanggul beras.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com