Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partisipasi WNI di Hongkong pada Pileg Sangat Rendah

Kompas.com - 01/04/2014, 11:18 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Badan Pengawas Pemilhan Umum (Bawaslu) menyesalkan partisipasi warga negara Indonesia (WNI) di Hongkong dalam pemungutan suara di Pemilu Legislatif 2014 yang sangat rendah. Berdasarkan pengawasan Bawaslu, tidak lebih dari 10 persen pemilih yang terdaftar di daftar pemilih tetap (DPT) di negara itu menggunakan hak pilihnya.

"Berdasarkan yang kami awasi, partisipasi di sana rendah sekali," ujar anggota Bawaslu, Nelson Simanjuntak, di Jakarta, Selasa (1/4/2014).

Dia menuturkan, dari sekitar 102.000 orang pemilih di Hongkong, hanya sekitar 5.000 orang yang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) pada Sabtu (30/3/2014). Berdasarkan pengawasan, sekitar 16.000 orang pemilih yang lain mengonfirmasikan akan mengirimkan surat suaranya melalui pos.

"Kelihatannya banyak pemilih yang tidak dapat undangan mencoblos. Sebagian menerima undangan dari KJRI (Konsulat Jenderal RI), tapi tidak tahu itu undangan untuk apa," ujarnya.

Ia menambahkan, temuan lain adalah drop box (kotak suara jemputan) tidak bisa masuk ke penjara-penjara. Menurutnya, pemerintah setempat tidak dapat mengizinkan PPLN menjemput suara pemilih ke penjara.

"Jadi, WNI di penjara tidak bisa menggunakan hak pilihnya," kata Nelson.

Nelson mengatakan, sebagian WNI di Hongkong tidak menggunakan hak suaranya karena tidak mengenal para calon legislatif (caleg). Selain itu, caleg yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) luar negeri (LN) tidak berasal dari daerah-daerah asal. Wilayah luar negeri masuk dalam Dapil DKI Jakarta II. Para pekerja rumah tangga (PRT), tambah Nelson, kebanyakan terkendala izin dari majikannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com