Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rano Karno: Kritik Diulang-ulang, Jokowi Semakin Populer

Kompas.com - 26/03/2014, 14:50 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com — Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rano Karno, menganggap lumrah kritik pencalonan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden. Menurut dia, Jokowi justru semakin populer saat dikritik secara terus-menerus.

"Itu biasalah dalam perjalanan politik. Setelah saya berkecimpung di dunia politik, kritikan itu biasalah," kata Rano kepada wartawan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Rabu (26/3/2014).

Wakil Gubernur Banten itu mengatakan, PDI-P tidak mempersiapkan strategi khusus untuk menghadapi berbagai kritik yang diarahkan kepada Jokowi ataupun partainya. Kendati demikian, PDI-P siap menanggapi kritik tersebut. "Bagaimana strateginya? Ya, lihat aja itu Mas Jokowi kalau dikritik bagaimana," kata Rano.

Ia berpendapat, langkah Jokowi menjadi bakal capres dari PDI-P bukanlah pengkhianatan terhadap warga Jakarta. Kalau Jokowi menjadi presiden, kata Rano, mantan Wali Kota Surakarta tersebut justru dapat lebih leluasa menyelesaikan permasalahan Ibu Kota karena persoalan Jakarta bersinggungan dengan pemerintah pusat.

Terkait dengan perjanjian Batu Tulis yang diungkit Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Rano menganggap perjanjian tersebut sudah gugur. Dia tidak mempermasalahkan jika Gerindra terus mengkritik Jokowi dan PDI-P terkait perjanjian itu karena hal itu dapat mendongkrak popularitas Jokowi. "Diulang-ulang, dia (Jokowi) semakin populer," kata Rano.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com