Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dede Yusuf: Jokowi Hanya Euforia Sesaat

Kompas.com - 21/03/2014, 18:50 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Dede Yusuf Macan, mengatakan, partainya tak mengubah strategi pemenangan pemilu pasca-penetapan Joko Widodo sebagai bakal calon presiden PDI Perjuangan. Menurutnya, efek Jokowi hanya euforia sesaat dan tak akan mengganggu basis suara Demokrat di Jawa Barat. 

"Ini tidak berpengaruh karena pada dasarnya euforia itu memang senangnya di awal saja. Setelah itu, mereka kembali ke kegiatan bersama-sama," ujar Dede Yusuf saat ditemui di sela-sela acara kampanye Partai Demokrat, di Karawang, Jawa Barat, Jumat (21/3/2014).

Dede mengatakan, Demokrat tidak akan terlalu terpengaruh pada isu-isu eksternal partai. Saat ini, lanjutnya, Partai Demokrat akan lebih fokus pada persiapan pemenangan calon anggota legislatif di setiap daerah pemilihan.

"Kami sangat bergantung pada kinerja caleg. Jadi, setiap caleg ini yang bekerja dan bertatap langsung dengan masyarakat. Saya kira ini lebih mengena," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Jawa Barat itu.

Hal serupa, sebutnya, juga terjadi pada isu-isu korupsi yang kerap mendera Partai Demokrat. Dede mengungkapkan, dilihat dari skala nasional, Partai Demokrat memang seperti terdampak langsung.

"Tapi, begitu turun ke bawah, isu-isu seperti itu tidak berpengaruh," ujar Dede.

Seperti diberitakan, sejumlah partai bereaksi atas pencalonan Jokowi sebagai bakal capres PDI-P. Ada partai yang menyindir pencalonan itu. Ada pula yang mulai merapatkan diri ke PDI-P. Demokrat hingga saat ini belum mau berspekulasi kemungkinan koalisi dengan mengusung Jokowi sebagai calon presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com