Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kritik Penanganan Bencana Asap di Riau

Kompas.com - 10/03/2014, 18:48 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengkritik cara penanggulagan bencana asap yang terjadi pada hutan-hutan di Riau. Menurutnya, penanganan yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah saat ini masih belum memberikan situasi yang baik. Presiden pun menegaskan perlunya percepatan penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran.

“Provinsi Riau kembali mengalami bencana asap. Termasuk kebakaran ladang. Pemerintah sudah bekerja, baik di pusat maupun di daerah tapi masih belum bisa sepenuhnya teratasi. Terus terang saya katakan situasinya belum baik,” ujar Presiden SBY dalam rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/3/2014).

Presiden mengingatkan ada dua hal yang perlu segera dilakukan. Pertama, antisipasi cuaca tidak normal dengan prediksi datangnya El Nino di tahun 2014. Dengan adanya El Nino, kebakaran hutan akan mudah terjadi.

Kedua, kata SBY, terkait dengan penegakan hukum bagi para penduduk lokal atau pun perusahaan yang melakukan aksi pembakaran hutan. Jika aksi pembakaran tak bisa diatasi, Presiden menilai dampaknya akan jauh lebih besar.

“Solusi pemerintah, kurangi asap itu. Saya sudah instruksikan, yang memang benar-benar secara sengaja, termasuk juga yang lalai, melakukan pembakaran yang susahkan penduduk kita di sana. Kalau asap pergi ke negara lain, menyusahkan negara lain, maka perlu diberikan sanksi hukum tegas,” katanya.

Presiden mendapat laporan bahwa sejumlah orang sudah menjalani proses hukum terkait pembakaran hutan. Terkait ini, SBY meminta pengadilan agar cepat memprosesnya. Pasalnya, kalau diulur-ulur, ia melihat seolah tidak ada konsekuensi hukum atas perbuatan pembakaran yang dilakukan pelaku.

“Ini akan menyusahkan ratusan ribu saudara-saudara kita, mengganggu kesehatan, dan mengganggu penerbangan,” ucap Presiden.

Hingga kini, kebakaran hutan di Riau masih terjadi. Asap pekat bahkan sudah mencapai kawasan Bukittinggi dan Payakumbuh, Sumatera Barat. Kebakaran hutan ini telah membuat Riau ditetapkan sebagai kawasan tanggap darurat.

Bencana asap telah membuat sekolah-sekolah diliburkan dan mengganggu jadwal penerbangan. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api mulai dari melalui jalur darat hingga udara seperti melakukan water bombing dan hujan buatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com