Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencari Suaka Dikembalikan, Priyo Sebut Australia Ledek Indonesia

Kompas.com - 07/02/2014, 18:49 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai Pemerintah Australia sedang mempermainkan Indonesia. Hal itu ia ungkapkan untuk menyikapi kebijakan Australia mengembalikan pencari suaka ke lokasi pemberangkatan di Indonesia.

Menurut Priyo, sikap itu bisa jadi merupakan bukti bahwa Australia mengetahui sistem pertahanan perairan Indonesia sangat lemah. Priyo mengaku mengecam jika ada imigran gelap yang ditolak masuk ke Australia, tetapi digiring untuk masuk ke wilayah Indonesia.

"Itu namanya meledek sistem pertahanan kita. Kalau itu benar, sebagai pimpinan DPR, saya marah," kata Priyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (7/2/2014).

Priyo menambahkan, dirinya telah mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Dari informasi yang disampaikan Moeldoko, Priyo mengetahui bahwa hubungan Indonesia dengan Australia terus membaik pascaterungkapnya skandal penyadapan yang dilakukan intelijen Australia pada sejumlah tokoh penting di Indonesia.

"Tapi memang masih menyisakan problem yang belum sepenuhnya selesai. Karena Australia tidak mau meminta maaf, dan ini menjadi batu sandungan sampai sekarang," pungkasnya.

Seperti diberitakan, kebijakan Australia mengembalikan pencari suaka ke lokasi pemberangkatan di Indonesia diduga terjadi lagi. Sebanyak 34 imigran dari empat negara ditemukan terdampar di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (5/2/2014) malam.

Sebelumnya, Kepolisian Resor Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, mengamankan 45 imigran gelap asal Afrika yang ditolak masuk Australia. Imigran yang diselamatkan, berasal dari Iran, Banglades, Nepal, dan Pakistan, itu datang menggunakan sekoci penyelamat.

Menurut Musaharaf Hossein, asal Banglades, dirinya berangkat dari Cisarua, Bogor, Jabar, pada 26 Januari. Mereka menumpang perahu kayu menuju Pulau Christmas, Australia. Saat hendak berlabuh, mereka dihadang dua kapal cepat Australia dan dibawa ke kapal lain. Setelah diperiksa, mereka diminta masuk sekoci, lalu tiba di Pangandaran.

Polisi menduga sekoci penyelamat itu milik kepolisian Australia. Sekoci serat kaca berwarna jingga itu berkapasitas 96 orang, buatan China tahun 2013, dengan berat total 5.203 kilogram. Sekoci itu dilengkapi sabuk pengaman, pelampung, penyejuk ruangan, peralatan navigasi, serta pasokan makanan dan air.

Sekoci serupa ditemukan di Pantai Cikepuh, Kecamatan Ciracap, Sukabumi, Jabar, pada 16 Januari oleh warga setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Bawaslu Luncurkan Posko Kawal Hak Pilih Pilkada Serentak 2024

Nasional
KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

KY Terima Laporan KPK terhadap Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Belum Sentuh Bandar, Satgas Pemberantasan Judi Online Dianggap Mengecewakan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com